Semarang, Idola 92;6 FM – Naiknya harga bawang putih di pasar-pasar tradisional, telah direspon pemerintah pusat dengan membuka kran impor bawang putih sebanyak 100 ribu ton. Masuknya bawang putih impornya itu, diharapkan bisa segera menstabilkan harga di tingkat masyarakat.
Staf Khusus Menteri Perdagangan Bidang Hubungan Antarlembaga Eva Yuliana mengatakan dari hasil pemantauan yang dilakukan di sejumlah pasar tradisional, harga bawang putih antara Rp40 ribu sampai Rp50 ribu per kilogramnya. Harga itu mengalami kenaikan sejak Maret 2019, dari harga sebelumnya Rp20 ribu per kilogramnya.
Menurutnya, kenaikan harga bawang putih menjelang Ramadan tahun ini masih lebih rendah bila dibanding periode yang sama tahun kemarin. Yakni, sempat menyentuh harga psikologis Rp60 ribu per kilogramnya.
Oleh karena itu, jelas Eva, untuk menjaga kestabilan harga bawang putih pemerintah telah bekerjasama dengan importir. Sehingga, diharapkan harga bawang putih bisa stabil sebelum masuk bulan puasa.
“Walaupun agak naik dari harga sebelumnya, namun kita melakukan upaya yang Insya Allah dalam seminggu ke depan ini sudah turun. Pada dasarnya kita berkonsentrasi, dan kami pemerintah pusat atas arahan bapak menteri perdagangan melakukan ini semua, bekerjasama dengan dinas provinsi untuk bagaimana memantau harga dan kemudian stok yang ada,” kata Eva di Semarang.
Eva lebih lanjut menjelaskan, naiknya harga komoditas bawang putih itu karena produksi petani lokal belum bisa memenuhi kebutuhan dalam negeri.
“Pemerintah terus berupaya meningkatkan produksi bawang putih, agar harga stabil dan bisa memenuhi kebutuhan masyarakat,” jelasnya.
Sementara itu, dari pantauan di lapangan bersama dengan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jateng untuk harga daging sapi masih stabil di harga Rp80 ribu sampai Rp100 ribu per kilogram. Sedangkan telur ayam naik Rp1.000 per kilogramnya, dan harga beras masih stabil dengan pasokan aman. (Bud)