Semarang, Idola 92.6 FM – Kepala Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata (Dinporapar) Jawa Tengah Sinung Rachmadi mengatakan saat ini, media sosial belakangan diramaikan dengan fenomena kekerasan atau kenakalan yang dilakukan remaja. Bahkan, ada yang sampai berani menantang guru atau petugas kepolisian.
Fenomena kenakalan remaja, jelas Sinung, harus menjadi perhatian serius bagi semua pihak melalui kampanye revolusi mental. Kampanye revolusi mental yang lebih masif diperlukan, untuk mengatasi kenakalan remaja yang berujung pada degradasi moral. Bahkan, peran penting dari keluarga juga sangat dibutuhkan untuk menjaga pola emosional anak.
Sinung menjelaskan, semua elemen di Jateng punya tanggung jawab yang sama untuk mengarahkan para remaja kepada kegiatan yang positif.
“Kami mengharapkan untuk ke depan, ini bisa menginisiasi sebagai sebuah tanggung jawab negara mengambil langkah awal. Kalau kami sikapnya hanya menunggu, maka yang lain juga sifatnya akan menunggu. Ayo, bersama-sama persoalan bangsa ini besar dan salah satunya adalah persoalan remaja,” ujar Sinung, Sabtu (23/2).
Anggota Komisi E DPRD Jateng Abdul Hamid menambahkan, kampanye revolusi mental agaknya belum efektif dan menjadi solusi untuk mengatasi persoalan kenakalan remaja. Bahkan, belakangan semakin menjadi dengan munculnya sejumlah geng beranggota anak muda di Kota Semarang.
Menurutnya, pelibatan tokoh agama dengan sentuhan kekinian atau milenial bisa dilakukan melalui media sosial yang diakses remaja sekarang. Karena, sekarang juga banyak muncul fenomena hijrah anak muda yang ingin belajar agama.
“Tapi sekarang bagaimana dakwah, pengajian dan kajian hadir dalam lingkungan mereka (milenial). Ya harus kreatif juga para pendakwah ini, harus bisa ngevlog dan bisa terkoneksi dengan media sosial serta bisa dinikmati anak muda,” ujar Abdul. (Bud)