Semarang, Idola 92.6 FM – Sekjen Dewan Koperasi Indonesia (Dekopin) Moch Sukri mengatakan dalam upaya mengikuti perkembangan zaman dan memudahkan masyarakat anggota koperasi, pihaknya mendorong seluruh koperasi di Tanah Air sudah bisa menerapkan teknologi digital di era revolusi industri 4.0.
Sebab, jelas Moch Sukri, kemajuan teknologi digital sekarang ini juga harus diikuti koperasi-koperasi di Indonesia. Sehingga, koperasi-koperasi di Indonesia harus menerapkan teknologi digital.
Sukri menjelaskan, koperasi di Indonesia yang sudah menerapkan teknologi digital saat ini baru 25-30 persen saja. Sehingga, koperasi yang lain didorong untuk segera berbenah untuk mengejar ketertinggalan.
“Sangat mendesak, dan persaingan itu tidak bisa ditunda. Mungkin sebuah keniscayaan, bukan hanya persaingan dalam negeri tapi juga luar negeri akan masuk. Saya dapat informasi teman-teman koperasi yang di Malaysia, Angkasa akan berinvestasi di Indonesia. SDM kita juga nanti akan distandarisasi dan disertifikasi, khususnya level manajer. Dekopin kerja sama dengan lembaga sertifikasi negara, yaitu BNSP,” kata Sukri usai menjadi pembicara dialog interaktif tentang HUT Koperasi di Studio Mini Jateng, Selasa (2/7) malam.
Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Jateng Ema Rachmawati menambahkan, era teknologi digital sekarang ini tidak bisa ditolak lagi. Para pelaku koperasi di Jateng juga harus bersiap dan memersiapkan diri, sehingga mampu menjawab kebutuhan zaman.
“Kami melihat sebenarnya mereka sudah bergerak ke arah digital, meskipun belum 100 persen. Hanya yang sudah 100 persen digital baru ada 1-2 koperasi, itu di Kota Pekalongan dan Kabupaten Rembang. Mulai dari anggotanya sampai pengurusnya pegang handphone Android, sehingga bisa berbisnis antara anggota dengan koperasinya,” ujar Ema.
Pada tahun ini juga, lanjut Ema, ada 19 koperasi di Jateng yang siap menerapkan sistem digitalisasi. Terutama, koperasi yang ada di bawah wewenang Dinkop dan UMKM Jateng. (Bud)