Semarang, Idola 92.6 FM – Volume kendaraan yang melintas di Gerbang Tol Kali Kangkung jalan tol Semarang-Batang yang merupakan ruas tol Trans Jawa, sejak diresmikan pada 20 Desember 2018 hingga sekarang terus meningkat. Namun, peningkatannya tidak terlalu banyak dan belum sesuai dengan target yang ditetapkan.
Direktur Utama Jasamarga Semarang-Batang Arie Irianto mengatakan dari target volume 20 ribu kendaraan per harinya, saat ini antara 18-19 ribu kendaraan per hari yang melintas di GT Kali Kangkung. Sebanyak 80 persennya, adalah kendaraan golongan satu yang melintas dan sisanya adalah kendaraan golongan dua ke atas.
Menurutnya, porsi kendaraan golongan satu yang mendominasi di jalan tol sepanjang 75 kilometer itu karena lebih banyak mobilitas masyarakat sekitar. Baik warga Batang ke Semarang, maupun sebaliknya dan juga masyarakat Semarang ke Kendal menuju kawasan industri.
Arie menjelaskan, meski pertumbuhan volume kendaraannya melambat itu merupakan hal yang biasa. Walaupun, sebenarnya juga memiliki pengaruh dari sisi keuangan perusahaan.
Namun, lanjut Arie, hal itu masih bisa maklumi, mengingat bisnis di jalan tol baru bisa dikatakan lancar setelah 10 tahun berjalan. Apalagi, jalan tol Semarang-Batang baru bisa kembali modal 13 tahun kemudian.
“Yang jelas, pengaruh ke financial iya ada. Kita juga kesulitan keuangan, meski kita ada back up dari pemegang saham. Tapi, dari sisi korporasi tidak sehat. Tapi ini hal yang yang wajar, karena di bisnis jalan tol 10-15 tahun pertama dia akan defisit,” kata Ari di sela diskusi tentang “Puji Bully Tol Trans Jawa”, Rabu (27/2).
Pengamat transportasi dari Unika Soegijapranata Semarang, Djoko Setijowarno menambahkan, ada banyak cara yang bisa dilakukan untuk meningkatkan volume kendaraan. Terutama, di ruas jalan tol Semarang-Batang.
Menurutnya, upaya yang bisa dilakukan adalah mendorong pemerintah daerah setempat yang wilayahnya dilalui jalan tol membuka kawasan ekonomi baru. Terutama, adalah destinasi wisata baru.
“Untuk itu, bagaimana wilayah-wilayah sekitar Batang ini juga punya pengembangan kawasan baru. Misalkan kawasan pariwisata. Itu penting. Orang-orang kalau mau ke Purwokerto atau Purbalingga, justru lebih cepat melalui jalan tol. Jadi, kalau mau menumbuhkan traffic di jalan tol Semarang-Batang itu pemerintah daerah harus menciptakan kawasan ekonomi baru,” ujar Djoko.
Dengan mudahnya akses menuju destinasi wisata melalui jalan tol, lanjut Djoko, maka turut membantu di dalam meningkatkan volume kendaraan yang melintas di jalan tol Trans Jawa, khususnya Tol Semarang-Batang. (Bud)