Semarang, Idola 92.6 FM – Risiko gejolak perekonomian global masih membayangi Indonesia. Di sisi lain, penerimaan pajak Indonesia relatif rendah dan kondisi pasar keuangan masih dangkal. Kondisi ini membuat fundamen ekonomi Indonesia rentan terhadap gejolak perekonomian global. Selain itu, pembiayaan defisit anggaran dan transaksi berjalan juga ditopang aliran modal asing. Ketergantungan terhadap modal asing ini membuat stabilitas perekonomian terutama nilai tukar rupiah menjadi rentan.
Demikian saran yang disampaikan Dana Moneter International (IMF) dalam laporan Article for Consultation 2019, baru-baru ini. Laporan itu menyebutkan, Indonesia mesti mengurangi ketergantungan modal asing untuk memperkecil dampak pelambatan pertumbuhan ekonomi dan volume perdagangan global.
Lantas, melihat fenomena ini, apa jalan keluar yang mesti ditempuh untuk mengokohkan bangunan ekonomi kita? Upaya strategis apa yang mesti dilakukan pemerintah agar ke depan, kita tak seperti dikemukakan IMF—terlalu bergantung pada aliran modal asing? Dan, bagaimana pula cara mengaktifkan modal dalam negeri?
Guna menjawab pertanyaan-pertanyaan itu, Radio Idola Semarang berdiskusi dengan beberapa narasumber, yakni: Fauzi Azis (mantan Dirjen IKM Deperindag/ pemerhati masalah ekonomi dan industry) dan Yustinus Prastowo (Direktur Eksekutif Center for Indonesia Taxation Analysis (CITA)). (Heri CS)
Berikut diskusinya:
Listen to 2019-08-06 Topik Idola – Fauzi Azis byRadio Idola Semarang on hearthis.at
Listen to 2019-08-06 Topik Idola – Fauzi Azis byRadio Idola Semarang on hearthis.at
Listen to 2019-08-06 Topik Idola – Yustinus Prastowo byRadio Idola Semarang on hearthis.at
Listen to 2019-08-06 Topik Idola – Yustinus Prastowo byRadio Idola Semarang on hearthis.at