Harga Cabai Turun, Ganjar Perintahkan ASN Borong Cabai Petani

Gubernur Ganjar Pranowo mengajak ASN di lingkungan Pemprov Jateng, membeli cabai dari petani agar tidak mengalami kerugian, Senin (14/1).

Semarang, Idola 92.6 FM – Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengatakan harga cabai yang turun di tingkat petani, membuat petani mengalami kerugian. Terlebih lagi, bila kerugian yang dialami menyebabkan petani tidak mampu memenuhi kebutuhan hidupnya.

Guna membantu para petani cabai, pemprov memborong cabai yang ada di tingkat petani langsung dengan harga psikologis. Setidaknya ada 10 ton lebih cabai merah keriting yang didatangkan dari Kabupaten Semarang, Demak dan Purbalingga.

Menurut Ganjar, bentuk intervensi dari pemprov dengan mengajak aparatur sipil negara membeli cabai merah keriting antara satu hingga dua kilogram.

Ganjar menjelaskan, langkah strategis yang diambil itu memang jangka pendek membantu petani tidak mengalami kerugian lebih besar. Mengingat, komoditas cabai hanya mampu bertahan dua atau tiga hari saja.

“Saya itu kaget karena ada yang mention saya, gara-gara cabai di Demak dibuang-buang di jalan. Karena nyinyir semuanya menyampaikan kepada saya, mana peran pemerintah? Langsung saya minta cek semuanya. Ternyata, karena luas tanamnya yang bertambah dan sekarang lagi over supply dan harga otomatis turun. Maka saya cepet-cepet, diem-diem saya gerakkan temen-temen diborong sama provinsi beli satu kilo dua kilogram,” kata Ganjar, Senin (14/1).

Ganjar lebih lanjut menjelaskan, kondisi yang terjadi saat ini juga pernah dilakukan pada saat petani bawang merah mengalami kerugian akibat harga turun saat panen raya.

“kalau dilihat di SiHaTi sebenarnya harganya tidak terlalu murah di pasaran, tapi karena middleman ini yang kebanyakan harganya jadi anjlok. Harga di pasar itu Rp20 ribu dan pedagang membeli Rp15 ribu, sementara harga jual dari petani hanya Rp9 ribu bahkan Rp7 ribu,” pungkasnya. (Bud)

Ikuti Kami di Google News
Artikel sebelumnyaGanjar Pastikan Pembangunan Tol Semarang-Demak Sesuai Jadwal
Artikel selanjutnyaBagaimana Membenahi Tata Niaga Penerbangan Kita?