Semarang, Idola 92.6 FM – Meskipun harga bawang putih naik cukup tinggi dalam dua bulan terakhir ini, namun Pemprov Jawa Tengah melalui Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) belum melakukan operasi pasar secara besar-besaran. Saat ini, dari aplikasi Sistem Informasi Harga dan Produksi Komoditi (SiHaTi) menunjukkan jika harga bawang putih di angka Rp60 ribuan per kilogramnya.
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jateng Soekowardojo menjelaskan, memang untuk menekan terus naiknya harga bawang putih, perlu dilakukan operasi pasar. Namun, pihaknya masih menunggu masuknya impor bawang putih dan sampai ke Jateng.
Menurutnya, komoditas bawang putih memang masuk kategori pangan yang langka. Sebab, pasokan yang ada di dalam negeri tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Karena, bawang putih bukan komoditas utama Indonesia dan tidak semua daerah memiliki luasan lahan yang cukup untuk menanam bawang putih.
Oleh karena itu, jelas Soekowardojo, pihaknya terus menunggu datangnya bawang putih impor untuk meredam gejolak harga dan guna memenuhi kebutuhan masyarakat di bulan puasa.
“Jangka pendeknya adalah menunggu impor bawang putih masuk. Sehingga, manajemen impor bawang putih itu harus bagus. Pemerintah kalau tidak salah mengizinkan impor 100 ribu ton bawang putih, dan itu hitung-hitungannya sebenarnya cukup. Persoalannya sekarang, apakah sudah datang semua atau belum? Kalau datangnya pas di bulan Ramadan, harusnya bisa menurunkan harga bawang putih,” kata Soekowardojo di kantornya, Jumat (3/5).
Sementara itu, Kementerian Pertanian menyatakan jika 100 ribu ton bawang putih impor sudah masuk Indonesia. Ditargetkan, kuota impor bawang putih itu memenuhi kebutuhan masyarakat hingga Lebaran berakhir. (Bud)