Dongkrak Pertumbuhan Ekonomi, Pemprov Buka Jalan Bagi Investor Taiwan

James Huang
Ganjar Pranowo berjabat tangan dengan Presiden Taiwan External Trade Development Council James Huang, terkait rencana investasi di Jawa Tengah.
Ikuti Kami di Google News

Semarang, Idola 92.6 FM – Guna menarik investasi datang ke Jawa Tengah, pemprov terus membuka jalan bagi para investor. Tidak terkecuali, bagi investor besar asal Taiwan.

Gubernur Ganjar Pranowo mengatakan selama ini, Taiwan masuk dalam dalam 10 besar negara dengan investasi terbanyak di Jateng. Bahkan, nilai investasinya juga dianggap cukup besar. Terakhir, investor asal Taiwan yang masuk ke Jateng untuk membuka industrinya mempunyai nilai investasi sebesar US$170 juta.

Ganjar menjelaskan, dengan banyaknya investasi yang masuk ke Jateng akan memberikan dampak cukup besar bagi provinsi ini. Selain mengejar target pertumbuhan ekonomi sebesar tujuh persen, juga diharapkan mampu menyelesaikan persoalan kemiskinan dan pengangguran.

Menurutnya, investor banyak melirik Jateng karena situasi keamanan dan iklim investasi serta ketersediaan lahannya. Termasuk, pemprov banyak memberikan kemudahan bagi calon investor.

“Dan tadi kita berdialog panjang potensi-potensi kerja sama ekonomi, yang bisa dilakukan di antara kedua negara. Tentunya, yang ada di Jawa Tengah. Mereka cukup tertarik, karena selama ini biasanya orang investasi di pusat-pusat keramaian di Jakarta dan sekitarnya. Sekarang, mereka mulai melirik ke Jawa Tengah dan akan kita dalami. Kawan-kawan dari penanaman modal akan menindaklanjuti itu. Nampaknya, mereka tertarik pada berbagai bidang. Sehingga, tadi banyak bertanya tentang kondisi dan situasi. Soal keamanan dan perizinan serta insentif-insentif, kita punya semua itu,” kata Ganjar di Semarang, Jumat (4/10).

Presiden Taiwan External Trade Development Council James Huang menyatakan, salah satu wilayah di Indonesia yang dilirik investor dari negaranya adalah Jateng. Saat ini, sudah banyak investor dari Taiwan menanamkan modalnya di Jateng.

“Kami datang membawa rencana investasi yang besar. Kami berharap, ada kerja sama yang baik antara kedua negara,” ucap James.

Diketahui, data dari Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Jateng sejak 2015, total investasi dari Taiwan mencapai US$47,259 juta.

Jateng Siap Terima 11 Perusahaan Dari Tiongkok Yang Akan Relokasi

Deputi Perencanaan BKPM Ikmal Lukman
Deputi Perencanaan BKPM Ikmal Lukman.

Upaya Jawa Tengah dalam mendongkrak pertumbuhan ekonomi sebesar tujuh persen sudah mulai terbuka jalannya, dengan adanya relokasi 11 perusahaan asal Tiongkok. Targetnya, sebelum akhir tahun ini relokasi sudah selesai dan dimulai proses produksi industrinya di Jateng.

Deputi Perencanaan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Ikmal Lukman mengatakan 11 perusahaan asal Tiongkok yang relokasi ke Jateng itu, menyusul sebelumnya ada 33 perusahaan yang sudah angkat kaki dari Negeri Tirai Bambu itu. Hal tersebut imbas dari perang dagang antara Tiongkok dengan Amerika Serikat.

Ikmal menjelaskan, Indonesia tidak mau kehilangan momentum itu untuk menerima relokasi belasan perusahaan asal Tiongkok.

Menurutnya, perusahaan-perusahaan yang akan relokasi sebagian besar di bidang furnitur. Namun, soal besaran investasi yang masuk belum bisa disebutkan.

“Ini kan kita bertemunya dalam rangka mendapatkan feed back dulu, ya. Terutama dari perusahaan-perusahaan di China itu. Apa yang mereka butuhkan, kita penuhi di sini. Pertemuan ini dalam rangka, memenuhi apa yang diharapkan investor China itu. Diperkirakan ada 11 perusahaan yang datang ke Indonesia untuk berinvestasi, dan diarahkan ke Jawa Tengah. Karena, Jawa Tengah itu pusat investasi nasional dan paling siap serta mumpuni untuk menerima relokasi industri furnitur dari negara manapun,” kata Ikmal di Semarang.

Ikmal lebih lanjut menjelaskan, selama ini Jateng dikenal sebagai sentra industri mebel nasional dengan kontribusi 80 persen bagi perekonomian dalam negeri. Kabupaten di Jateng yang menjadi sentra industri furnitur di antaranya adalah Kendal, Pemalang dan Sukoharjo.

“Jalur logistik sangat baik, infrastruktur dasar juga siap. Setelah ada kepastian, November akan bertemu dengan presiden dan harapannya sudah terealisasi,” tandasnya. (Bud)

Artikel sebelumnyaBI Jateng Minta Pemprov Perhatikan Tiga Industri Untuk Capai Target Pertumbuhan Ekonomi Tujuh Persen
Artikel selanjutnyaAntisipasi Banjir, Mari Bersih Selokan Tiap Jumat