Semarang, Idola 92.6 FM – Penanggulangan bencana harus mampu memberikan perlindungan kepada masyarakat dari ancaman bencana, yang dilaksanakan secara terencana dan terpadu serta terkoordinasi. Baik yang dilakukan pemerintah, publik dan swasta untuk penanggulangan bencana.
Kepala Dinas Kesehatan Jawa Tengah Yulianto Prabowo mengatakan ancaman bencana tidak hanya mengenai bencana alam saja, tapi juga bencana kesehatan.
Upaya penanganan bencana kesehatan, jelas Yulianto, bisa dimulai sejak tahapan sebelum bencana terjadi, saat bencana dan setelah bencana terjadi.
Menurutnya, upaya peningkatan pelayanan penanggulangan bencana di sektor kesehatan dilakukan melalui koordinasi lintas sektoral dan lintas program. Tidak hanya Dinas Kesehatan saja hingga jajaran paling bawah, tapi juga melibatkan peran aktif dari masyarakat.
Oleh karena itu, jelas Yulianto, Tim Gerak Cepat (TGC) dari Dinas Kesehatan Jateng diharapkan bisa ditingkatkan kapasitasnya dalam penanganan bencana atau krisis kesehatan.
“Karena, memang selama ini kan masalah bencana itu jarang. Jadi, sebagai sampiran. Nanti kita akan bentuk tim inti yang memang kerjanya itu. Tapi kalau hanya ngurusi bencana juga tidak tiap hari, makanya kita beri tugas merespon cepat masalah-masalah sosial kesehatan,” kata Yulianto saat membuka pertemuan peningkatan kapasitas teknis petugas TGC dalam pengurangan risiko bencana di bidang kesehatan di Hotel Harris Semarang, Selasa (23/4).
Lebih lanjut Yulianto menjelaskan, anggota TGC Dinkes Jateng diharapkan bisa paham tentang manajemen penanganan bencana yang diberikan BPBD dan SARDA Jateng, serta mampu mengimplementasikan evakuasi korban bencana jika terjadi keadaan darurat. Termasuk, pemberian bantuan hidup dasar dan klaster kesehatan dalam penanggulangan bencana.
“Nanti kami juga akan berdayakan Balkesmas, karena itu kepanjangan tangan Dinas Kesehatan. Karena itu tidak mungkin menjangkau dari Semarang, dari Cilacap, Brebes, Rembang tidak mungkin dari sini. Balkesmas menjangkaunya lebih dekat,” pungkasnya. (Bud)