Semarang, Idola 92.6 FM – Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Tengah Sentot Bangun Widoyono mengatakan pada 2013 berdasarkan data dari Badan Pertanahan Nasional (BPN) mencatat, luasan lahan pertanian di provinsi ini mencapai 1.103.774 hektare. Namun, besaran luasan lahan pertanian menyusut pada 2018 menjadi 980.618 hektare.
Sentot menjelaskan, ada banyak faktor atau penyebab dari penyusutan luasan lahan pertanian di Jateng. Dampaknya, dirasakan pada penurunan jumlah produksi panen padi.
Menurutnya, menyusutnya lahan pertanian di Jateng ini harus disikapi pemerintah untuk segera mengambil kebijakan.
“Penurunan ini terjadi karena bervariasi di masing-masing wilayah kabupaten/kota. Selanjutnya, perkiraan produksi pada Januari-Desember 2019 kita bisa memperoleh estimasi luas panen padi di Jawa Tengah. Kami perkirakan, sampai Desember 2019 itu bisa mencapai 1.000.577 hektare lebih. Sedangkan produksinya sebesar 9,11 juta ton,” kata Sentot, Rabu (16/10).
Lebih lanjut Sentot menjelaskan, jumlah luasan lahan yang bisa dipanen tahun ini mengalami penurunan dari tahun sebelumnya. Pada 2018, luasan lahan produksi mencapai 1.000.699 hektare dengan produksi padi kualitas gabah kering giling mencapai 9,82 juta ton.
“Memang terjadi penurunan di sejumlah kabupaten/kota di Jawa Tengah. Tapi, khusus yang Kabupaten Grobogan justru produksinya mengalami peningkatan. Sehingga, Grobogan ditetapkan sebagai lumbung padi di Jawa Tengah,” jelasnya.
Sentot menyatakan, untuk tahun ini produksi padi di Jateng diperkirakan mencapai 5,21 juta ton. Jumlah itu mengalami penurunan bila dibanding tahun sebelumnya, yang mencapai 5,62 juta ton. (Bud)