Semarang, Idola 92.6 FM – Ketersediaan air bersih sekarang sudah menjadi barang mahal dan langka. Padahal, air bersih menjadi salah satu kebutuhan mutlak yang harus dipenuhi masyarakat karena merupakan sumber kehidupan.
Kepala Bappeda Jawa Tengah Sujarwanto Dwiatmoko mengatakan beberapa daerah di provinsi ini, terutama wilayah perkotaan dan pegunungan, mulai merasakan sulitnya mendapatkan air bersih. Parahnya lagi, musim kemarau dan hujan juga tidak bisa diprediksi panjang pendeknya.
Menurutnya, masyarakat perlu diedukasi di dalam penggunaan air. Baik air tanah maupun air permukaan.
Sujarwanto menjelaskan, di dalam mengatasi dan mencegah krisis air bersih di tengah masyarakat, pihaknya sudah mengeluarkan sejumlah perangkat peraturan. Termasuk, membatasi izin pembuatan sumur dalam bagi pelaku usaha atau rumah tangga. Sebab, jika tidak ada upaya pembatasan, dikhawatirkan terjadi penuruna muka tanah secara berlebihan.
“Bahwa analisis kita kajian lingkungan hidup strategis itu mengatakan, air hujan dan air permukaan kalau kita konsumsi dengan standar WHO sekian volume per orang itu tidak cukup. Maka, mau engga mau kita harus menggunakan dengan bijak betul. Harus ada dasar kebijakan penggunaan air tanah,” kata Sujarwanto, Kamis (24/1).
Lebih lanjut Sujarwanto menjelaskan, pemprov juga sudah melakukan pemetakan terhadap sumber air dan pengelolaannya. Dari sumber-sumber air tersebut, diharapkan bisa memenuhi kebutuhan warga dan industri.
“Kami ada batasan klaster, dan wilayah yang tidak boleh dibor. Ini untuk mengantisipasi krisis air bersih di Jawa Tengah,” pungkasnya. (Bud)