Bagaimana Mewaspadai Pengaruh Perlambatan China Akibat Perang Dagang dengan Amerika Serikat yang Masih Berlangsung?

Ikuti Kami di Google News

Semarang, Idola 92.6 FM – Negara-negara di Asia wajib mewaspadai pengaruh perlambatan perekonomian China akibat perang dagang dengan Amerika Serikat yang masih berlangsung. Juga perlu diwaspadai efek dari memburuknya kondisi keuangan global. Negara-negara di Asia dengan posisi neraca transaksi berjalan yang defisit dinilai paling rentan terhadap tekanan eksternal.

Hal itu mengemuka dalam Simposium International bertajuk โ€œAsiaโ€™s Trade and Economic Priorities 2020โ€ yang digelar Biro Riset Ekonomi Indonesia (IBER) dan Biro Riset Ekonomi Asia (ABER) di Jakarta Selasa lalu. Merujuk pada Kompas (30/10/2019), salah satu pembicara, Direktur Program Kemitraan Indonesia Australia untuk Perekonomian (Prospera) David Nellor menyatakan, pertumbuhan ekonomi China di bawah ekspektasi. Ini adalah satu dari tiga โ€œkejutanโ€ teraktual yang patut dicermati sekaligus diwaspadai. Dua kejutan lainnya adalah kondisi keuangan global yang memburuk dan aktivitas ekonomi global yang tak mudah diprediksi. Hal ini berpangkal pada perang dagang AS-China. China tumbuh lebih lambat dari yang diperkirakan. Kondisi keuangan China juga memburuk. Konsumennya menjadi lebih berhati-hati. Ekonomi China pada triwulan III-2019 dilaporkan tumbuh 6 persen, lebih rendah dari perkiraan sebelumnya.

Lantas, melihat situasi iniโ€”langkah mitigasi apa yang mesti diambil tim ekonomi Presiden Jokowi? Melihat fundamen perekonomian Indonesiaโ€”seberapa kokoh kita terhadap ancaman ini? Menjawab pertanyaan-pertanyaan itu, Radio Idola Semarang mewawancara Pengamat Ekonomi Universitas Indonesia Lana Soelistianingsih. (Heri CS)

Berikut wawancaranya: