Bagaimana Menyikapi Fragmentasi Identitas di Masyarakat?

Ilustrasi

Semarang, Idola 92.6 FM – Melihat sejarah, bangsa kita sejak dahulu dikenal sebagai bangsa yang plural dan kosmopolit. Artinya, bangsa yang terbuka menerima perbedaan suku, ras, dan agama baik di dalam negeri maupun dengan entitas lain di luar negeri.

Kita kenal dahulu, ada pedagang Gujarat dari India, kemudian ada saudagar dari China, hingga pendatang dari Eropa. Namun, akhir-akhir ini, kita prihatin. Muncul gesekan-gesekan di masyarakat akar rumput atas nama perbedaan suku dan agama. Ada penolakan pada pemeluk agama lain. Misalnya, penolakan umat Kristiani yang akan mendirikan gereja pada sebuah wilayah. Penolakan seseorang dimakamkan di daerah tertentu dengan alasan beda keyakinan, dan lain sebagainya.

Lantas, munculnya fragmentasi identitas di masyarakat sebenarnya terjadi sejak kapan? Bagaimana menyikapinya? Guna mendiskusikan persoalan ini, radio Idola Semarang mewawancara Sosiolog Prof Tamrin Tomagola. (Heri CS)

Berikut diskusinya:

Ikuti Kami di Google News
Artikel sebelumnyaMasihkah Bangsa Kita Memiliki Komitmen yang Sama dalam Memerangi Korupsi?
Artikel selanjutnyaHingga Oktober 2019, Polda Jateng Sudah Ungkap 1.223 Kasus Peredaran Narkotika