Bagaimana Menumbuhkan Kesadaran Publik sebagai Upaya Meredam Disinformasi dan Hoaks?

Hoax Ambulance Bawa Batu
Salah satu kabar HOAX tudingan ambulans DKI membawa batu dan bensin yang disebarkan penggiat media sosial Denny Siregar melalui akun twitternya @dennysiregar7.
Ikuti Kami di Google News

Semarang, Idola 92.6 FM – Kesadaran publik menjadi kunci mengantisipasi dampak masif penyebaran disinformasi atau misinformasi dan berita palsu atau hoaks di jagat dunia maya. Oleh karena itu, langkah penegakan hukum hingga gerakan literasi digital tak akan mampu meredam berita bohong, kecuali netizen atau warganet mengedepankan sikap kritis menerima setiap informasi.

Merujuk Kompas (07/10/2019), Ketua Komite Pengecekan Fakta Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo) Aribowo Sasmito menyatakan, pola standar sebaran disinformasi selalu mengikuti tema dan topik popular di masyarakat seperti unjuk rasa baru-baru ini. Menurutnya, kunci utama meredam penyebaran misinformasi, disinformasi sebetulnya ada di sisi warganet. Sebab, sebanyak apapun literasi digital pemerintah atau organisasi masyarakat sipil tak ada artinya tanpa kemauan warganet untuk bergerak.

Lantas, bagaimana menumbuhkan kesadaran publik sebagai upaya meredam disinformasi dan hoaks? Mendiskusikan persoalan ini, Radio Idola Semarang mewawancara Direktur Eksekutif Information and Communication Technology (ICT) Watch Donny Budi Utoyo. (Heri CS)

Berikut wawancaranya:

Artikel sebelumnyaMencermati Posisi Krusial Menkumham dalam Kabinet Kerja Jokowi 2019-2024, Sosok Ideal seperti Apa yang Tepat Mengisinya?
Artikel selanjutnyaSLB Minta Pemkot Semarang Sediakan Bus Khusus Difabel Keliling Kota