Semarang, Idola 92.6 FM – Jawa Tengah pada Juli 2018 mengalami inflasi sebesar 0,10 persen. Hal itu dikatakan Kepala Bidang Statistik dan Distribusi Badan Pusat Statistik (BPS) Jateng Sri Herawati.
Menurutnya, inflasi tertinggi di Jateng terjadi di kelompok bahan makanan jadi. Yakni sebesar 0,65 persen.
Sri menyebutkan, penyebab utama inflasi di provinsi ini pada Juli 2018 adalah naiknya harga telur ayam ras yang paling tinggi. Yakni mencapai 0,1048 persen. Kemudian, disusul dengan kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Pertamax dan cabai rawit.
“Kalau kita lihat andil dari makanan jadi itu tinggi, itu sekitar 0,13 persen. Kalau komoditas, karena harga pakan ternak naik sehingga juga menyebabkan telur ayam ras menjadi naik harganya. Dia itu menyumbang 0,1048 persen,” kata Sri, kemarin.
Lebih lanjut Sri menjelaskan, meskipun ada komoditas yang menyebabkan terjadi inflasi di Jateng, masih ada beberapa komoditas turun harga dan menyebabkan deflasi. Yaitu turunnya tarf angkutan antarkota, bawang merah, cabai merah dan bawang putih.
“Komoditas yang turun itu di kelompok bahan makanan, sebesar 0,25 persen dan jasa transportasi serta komunikasi,” tandasnya. (Bud)