Semarang, Idola 92.6 FM – Koordinator Humas Bawaslu Jawa Tengah Muhammad Rofiuddin mengatakan pihaknya mulai mencium adanya dugaan praktik politik uang, yang ada di beberapa daerah. Terutama, dilakukan para calon anggota legislatif (caleg).
Menurutnya, ada beberapa titik daerah yang terindikasi rawan terjadi politik uang di Jateng. Namun demikian, temuan yang ada di lapangan masih sebatas dugaan dan perlu dilakukan penelusuran serta pengumpulan fakta-faktanya.
Rofi menjelaskan, dari dugaan awal tersebut yang dilakukan para caleg dan tim suksesnya kebanyakan tidak berupa bagi-bagi uang.
“Ada beberapa daerah di Jateng sudah diindikasikan ada terjadi politik uang, misal di Ungaran, Batang dan Tegal. Beberapa daerah itu ada indikasi mulai terjadi politik uang. Tapi itu semua baru dugaan, belum sampai pada fiinal karena kita juga masih mengumpulkan bukti-bukti dan juga keterpenuhan unsur-unsurnya. Rata-rata dilakukan caleg baru dan lama. Bentuknya tidak uang, tapi barang,” kata Rofiuddin, Rabu (17/10).
Lebih lanjut Rofi menjelaskan, saat ini jajaran Bawaslu di tingkat kabupaten/kota yang menemukan indikasi dugaan politik uang sedang mengumpulkan bukti-bukti pendukungnya.
“Kalau unsur keterpenuhannya sudah cukup, kita naikkan proses hukumnya,” ujarnya.
Selain praktik politik uang, lanjut Rofi, kerawanan lain yang harus diantisipasi dalam pelaksanaan Pemilu 2019 mendatang adalah politisasi aparatur sipil negara (ASN), perangkat desa tidak netral, penggunaan fasilitas negara dan isu SARA atau hoax.
“Untuk perangkat desa tidak netral, jajaran kami juga menemukan ada di Kabupaten Cilacap. Saat ini sedang diperiksa,” tandasnya. (Bud)