Semarang, Idola 92.6 FM – Infrastruktur yang memadai menjadi modal penting pembangunan antarkawasan di Semarang raya. Selain itu, kolaborasi antardaerah menjadi faktor penting dalam mendongkrak perekonomian.
Demikian dikemukakan Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi, Rabu (7/2), pada diskusi Panggung Civil Soceity bertema “Akselerasi Ekonomi dengan Pembangunan Interkoneksi Daerah”, yang digelar Radio Idola 92.6 FM Semarang, Rabu (7/2) di Hotel Patra Hotel & Convention Semarang.
“Potensi sumber daya manusia, didukung upah yang masih relatif terjangkau di daerah, saya mengajak daerah untuk bersatu. Daerah kini tidak lagi perlu kompetisi, tetapi saling sinergi untuk menumbuhkan perekonomian Semarang raya mampu bersaing dengan provinsi lain,” ujar Hendi, panggilan akrab wali kota.
Selain Hendi, penyelenggara juga menghadirkan beberapa narasumber yakni: Sekda Kabupaten Semarang Gunawan Wibisono, Deputi Direktur Departemen Kebijakan Ekonomi Moneter Kantor Bank Indonesia Perwakilan Jateng Noor Yudanto, General Manager Teknik dan Operasional PT Trans Marga Jateng Prayudi, Project Director PT PP Property (Tbk) Siswady Djamaluddin, dan pengamat ekonomi dari Universitas Diponegoro Semarang, FX Sugiyanto MS. Sebagai moderator, penyiar Radio Idola yang juga dosen Universitas Dian Nuswantoro (Udinus) Semarang Nadia Ardiwinata.
Di hadapan puluhan peserta diskusi, Politisi PDI Perjuangan itu mengajak Pemerintah Kabupaten Kendal, Demak, Semarang, Grobogan, dan Kota Salatiga, Jawa Tengah, bersatu memanfaatkan keunggulan interkoneksi daerah guna mengejar pertumbuhan ekonomi kawasan yang lebih tinggi. “Keunggulan interkoneksi Semarang raya meliputi moda transportasi, jaringan jalan tol, dan kemudahan perizinan pendirian industri berbasis sumber daya manusia,” ujarnya.
Dia mengemukakan pihaknya sudah menginisiasi pertemuan dengan kepala daerah sekitarnya untuk mewujudkan jaringan pembangunan terkoneksi antar daerah untuk lebih mempercepat proses terwujudnya Kota Semarang sebagai Kota Metropolis.
“Sebenarnya, untuk menjadi sebuah wilayah metropolitan harus ada komitmen besar terlebih dahulu dari masing-masing kepala daerah di sekitar. Komitmen tersebut yakni saling support untuk memajukan daerah,” tuturnya.
Karena itu, menurut Hendi, setiap daerah harusnya berkolaborasi. Dengan demikian, kebutuhan di masing-masing wilayah terpenuhi, jalur distribusi menjadi lebih pendek, sehingga bisa menggeliatkan pertumbuhan ekonomi dan usaha di masing-masing daerah.
Hendi meyakini, interkoneksi menguntungkan enam daerah untuk bersama membangun kerja sama. Misalnya, adanya jalur tol ruas Semarang-Batang, ruas tol Semarang–Salatiga-Kartasura, disusul ruas tol Semarang-Demak. Ada pula interkoneksi moda transportasi bus rapid transit yang sudah mencapai 6 koridor dan satu koridor Semarang-Bawen.
Di sisi lain, pengembangan Bandara Ahmad Yani nantinya akan dapat langsung diakses melalui jalan tol ataupun jalan arteri semakin memudahkan akses. “Ketersediaan kawasan industri yang lebih luas di luar Kota Semarang, makin mudah terjangkau karena tersedia ruas tol.”
Dengan interkoneksi antardaerah ini, menurut Hendi, akan membantu kemudahan bagi pengusaha yang melakukan investasi di sektor industri. Akan ada kemudahan perizinan serta ketersediaan tenaga kerja karena sumber daya manusia di daerah ini cukup dan terampil.
”Di Kota Semarang ada 9 kawasan industri, tetapi lahannya tentu terbatas. Apabila ada pengusaha minta lahan 100 hektar untuk industri, silakan bangun di Demak atau Kendal, tetapi kantor bisa di Kota Semarang sehingga saling menguntungkan,” ujarnya.
Interkoneksi Dongkrak Perekonomian Daerah
Pengamat Ekonomi Undip Semarang, FX Sugiyanto, mengapresiasi langkah Wali Kota Semarang yang menginisiasi terjadinya pembangunan terkoneksi antar daerah. Langkah ini, menurutnya, akan mempercepat proses pembangunan yang menjadikan Kota Semarang sebagai Kota Metropolis.
“Pendekatan antar kepala daerah yang yang dilakukan Walikota Hendi secara smooth bisa membuat proses pembangunan lebih berkembang dan potensinya untuk maju antar daerah di Jawa Tengah sangat besar,” katanya.
Senada, Noor Yudanto menilai, interkoneksi pembangunan antardaerah yang sudah berjalan mampu mendongkrak pertumbuhan ekonomi regional di Semarang raya. Pada 2017, pertumbuhan ekonomi di Jateng, terutama di Semarang raya, mencapai 5,27 persen, jauh lebih tinggi dibanding pertumbuhan ekonomi nasional hanya 5,07 persen. Pertumbuhan ini bisa lebih meningkat lagi manakala interkoneksi pembangunan makin intensif.
Sementara itu, Sekda Pemkab Semarang, Gunawan Wibisono mengatakan, wilayahnya juga telah melakukan proses pembangunan terkoneksi dengan Kota Semarang. Hal itu tidak bisa dihindari mengingat sektor pariwisata menjadi sektor unggulan dalam meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD).
“Kami punya Rawa Pening yang saat ini masih dipercantik dan dibersihkan dari enceng gondoknya oleh Kementrian PUPR. Ada Banaran, Bukit Cinta, Kawasan Bandungan dan lainnya yang saat ini juga masih ditata agar lebih representatif,” paparnya.
Gunawan menyatakan, sesuai arahan Gubernur Jateng, Pemkab Semarang sedang mengkonsep jalur Kawasan Wisata Tlogo-Wening, antara Tlogo Bawen sampai Kawasan Wisata Rawa Pening. Termasuk Pringapus dan Tengaran, agar bisa menjadi entrance, baik bagi wilayah Kota Semarang maupun Kabupaten Semarang sendiri.
“Sehingga, jalur Trans Jateng, Trans Bawen serta jalur Kereta Api (KA) Wisata Kota Semarang-Kedungjati-Ambarawa masih dikerjakan,” ujarnya.
Sementara itu, Project Director PT PP Property (Tbk) Siswady Djamaluddin menyatakan kesiapannya dalam mendukung tumbuh kembang ekonomi di kawasan Semarang raya. Salah satunya diwujudkan melalui komitmen PP Property yang membangun hunian representatif di pinggiran Kota Semarang. Salah satu apartemen yang dibangun berada di kawasan Tembalang, Semarang.
“Bersama Pemkot kami siap membangun Kota Semarang lebih maju lagi. Kami membangun di pinggiran agar pertumbuhan ekonomi merata. Kami tidak semata-mata berbisnis tapi juga mendukung pemerataan ekonomi masyarakat,” ujar Siswady.
Saat ini, imbuh Siswady, PP Property tak hanya sebagai kontraktor namun juga investor dalam mendukung pembangunan infrastruktur. Salah satunya, pembangunan bandara baru Yogyakarta, New Yogyakarta International Airport (NYIA). “Sebagai investor kami bekerjasama dengan pemerintah daerah setempat,” tandasnya. [Heri CS]