Prof Rhenald: Mindset Perubahan Harus Disiapkan Untuk Songsong Era Revolusi Industri Keempat

Ikuti Kami di Google News

Semarang, Idola 92.6 FM – Mindset perubahan harus disiapkan untuk menyongsong Industri 4.0 atau revolusi industry keempat yang berkembang pesat. Demikian dikemukakan Guru Besar FEB Universitas Indonesia Prof Rhenald Kasali saat diwawancara Radio Idola Semarang melalui telepon, Kamis (01/03/2018).

Menurut Prof Rhenald yang juga founder Rumah Perubahan, manusia yang berubah itu itu adalah manusia yang hidup. Selalu menjelajahi. “Kalau kita berenang itu kan harus di atas gelombang. Jangan di bawah gelombang. Jangan datar terus,” ujar Prof Rhenald mengilustrasikan pola pikir kita.

Berenang di kolam renang, lanjut dia, berbeda dengan berenang di Laut apalagi laut yang pasang. Kita memerlu alat, memerlukan ketrampilan baru. “Kita harus berenang di atas gelombang, tidak bisa di bawah gelombang yang datar itu,” ujar Prof Rhenald dalam diskusi bertema “Menyiapkan Generasi Muda yang Mampu Beradaptasi di Era Industri 4.0 atau Revolusi Industri Keempat.”

Kita ketahu, lanskap perekonomian global sedang bergeser dan berubah. Industri 4.0 atau revolusi industry keempat yang berkembang pesat, volatilitas pasar keuangan yang meningkat dan pengetatan perdagangan berpotensi mendisrupsi berbagai sektor ekonomi nasional.

Menurut Prof Rhenald, ketika kita masuk dalam peradaban smartphone, kita harus gunakan itu seproduktif mungkin. Perlu juga untuk kendalikan impuls kita supaya kita tak terdistrupsi atau terganggu sehingga tak fokus. “Karena kalau begitu menjadi musibah bagi kita,” ujarnya.

Dia menekankan, untuk menghadapi perubahan cepat ini, semua elemen bangsa harus beradaptasi. “Adaptasi itu bukan hanya sekadar membeli seperti VOC membeli kapal uap. Mesin uap ditaruh di kapal air. Tetapi, leadership harus berubah, cara penanganan juga harus berubah,” tandasnya.

Merujuk pada harian Kompas (28/02/2018), Direktur Pelaksana IMF-Christine Lagarde menyampaikan, ekonomi global tengah mengalami pergeseran. Vortalitas di pasar keuangan semakin meningkat dan perdagangan semakin mengetat. Kemajuan teknologi digital, robotika, dan kecerdasan buatan berkembang pesat. “Kalau hal itu tak diantisipasi hal itu akan mendisrupsi berbagai sektor perekonomian dan menjadi penghambat pertumbuhan,” ujarnya. (her)

Artikel sebelumnyaDinkop Ajak Dubes Negara Sahabat Keliling Jateng Kenalkan Produk UKM
Artikel selanjutnyaProf Rhenald: VOC Gulung Tikar Karena Tak Siap Hadapi Perubahan