Semarang, Idola 92.6 FM – Ketua Property Expo Semarang Dibya Hidayat mengatakan para pelaku properti atau pengembang perumahan mengaku, perekonomian Tanah Air seperti jalan di tempat. Akibatnya, penjualan properti paling merasakan dampaknya.
Dibya menjelaskan, hampir setahun belakangan ini penjualan properti di Jawa Tengah terus merosot. Target penjualan yang ditetapkan setiap event pameran per bulannya juga tidak pernah tercapai.
Menurutnya, untuk 2018 ini saja dari Januari sampai Juli hanya penjualan di Februari yang cukup bagus. Yakni bisa mencapai 50 unit lebih. Bahkan, lebih baik dari penjualan-penjualan bulan sebelumnya maupun berikutnya.
Dibya menjelaskan, kondisi tersebut hampir sama dengan 2014 yang lalu. Yakni sama-sama memasuki tahun politik. Sehingga, suhu politik yang naik turun atau memanas turut memengaruhi sektor usaha di Tanah Air.
“Sekarang ini cuacanya properti sedang tidak bagus. Di properti ini sedang tidak bagus, dan saya kira di semua lini bisnis, ya. Apalagi perekonomian kita ini sangat terpengaruh yang namanya suhu politik. Kami para pelaku usaha berharap hal itu jangan terjadi,” kata Dibya, kemarin.
Lebih lanjut Dibya menjelaskan, pada pameran keenam di Mal Paragon diharapkan bisa lebih baik lagi. Terutama penjualan unitnya, meskipun peserta yang ikut pameran mayoritas adalah pengembang menengah ke atas.
Sementara itu, di samping suhu politik Tanah Air yang memanas memasuki tahun politik 2019 mendatang, pergerakan nilai mata uang Rupiah juga perlu diwaspadai. Karena, saat ini terjadi pelemahan terhadap Rupiah. (Bud)