Semarang, Idola 92.6 FM – Pemprov Jawa Tengah sudah memasang alat peringatan dini atau early warning system (EWS), untuk mengantisipasi kejadian bencana alam yang mungkin terjadi.
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo mengatakan karena pentingnya peralatan peringatan dini bencana itu, maka warga diminta untuk menjaga dan merawatnya.
Ganjar menjelaskan, khusus peringatan dini tsunami dipasang dari perairan Cilacap sampai Kebumen. Sehingga, EWS disiapkan untuk mengantisipasi terjadinya tsunami.
Oleh karena itu, masyarakat perlu diedukasi untuk ikut menjadi peralatan peringatan dini yang ada di wilayahnya masing-masing.
“Sayangnya banyak early warning system di Indonesia ini hilang. Kita mendorong betul, please jangan dirusak atau dicuri. Kalau tsunami kan ngerinya kayak gini. Biarkan saja kalau ada alat-alat seperti itu kita rawat dan dijaga,” kata Ganjar, Jumat (5/10).
Ganjar lebih lanjut menjelaskan, selain mengandalkan peralatan peringatan dini, mitigasi kebencanaan juga harus disosialisasikan kepada masyarakat. Salah satunya melalui terus dilatih masyarakat, untuk tanggap dan antisipatif jika terjadi bencana. Baik tanah longsor, gempa maupun banjir.
“Jateng itu rawan bencana, supermarketnya bencana. Maka diperlukan mitigasi bencana lewat latihan rutin periodik berapa bulan sekali untuk meminimalkan korban akibat bencana,” jelasnya.
Sementara, Kepala Stasiun Geofisika Kelas III Banjarnegara Setyoajie Prayoedhie menambahkan, untuk peralatan peringatan dini tsunami yang terpasang di wilayah pesisir selatan Jateng sampai dengan saat ini masih berfungsi dengan baik.
Menurutnya, alat EWS tsunami terpasang di Kabupaten Cilacap yang merupakan perairan selatan Jateng.
“BMKG sudah melakukan langkah-langkah mitigasi tsunami dengan memasang dua alat sirine peringatan. Sehingga, jika terjadi tsunami maka warga yang dekat dengan perairan sudah melakukan pengungsian,” ucapnya. (Bud)