Semarang, Idola 92.6 FM – Suasana perpolitikan dalam negeri cenderung memanas, menjelang Pemilihan Umum (Pemilu) 2019, terutama Pemilihan Presiden (Pilpres). Terlebih lagi, masih terbawa dengan suasana Pilpres 2014 lalu.
Ketua Ikatan Keluarga Besar Semarang (IKBS) Herlambang mengatakan kondisi yang sekarang dirasakannya, hampir sama dengan Pilpres 2014. Sehingga, muncul kesan adanya pengelompokkan di masyarakat.
Herlambang menjelaskan, seharusnya hal tersebut tidak perlu terjadi lagi. Karena, demokrasi Indonesia sudah semakin baik dan maju.
Hanya saja, lanjut Herlambang, dirinya lebih menyoroti sikap dan tutur kata dari para elite politik yang ada di Jakarta untuk tidak memerkeruh dan menjadikan masyarakat bingung. Terlebih lagi, muncul sejumlah tanda pagar (tagar) yang cenderung membuat keresahan di tingkat masyarakat.
Dirinya menyebut, ada tagar #Jokowi2Periode dan #2019GantiPresiden. Menurutnya, kampanye-kampanye yang dibangun itu harus mampu menumbuhkan pendidikan politik dan demokrasi masyarakat. Sehingga, bukan saling melemahkan atau saling menjatuhkan.
“Memang butuh kedewasaan politik di dalam menyikapi semua hal. Apapun di dalam demokrasi, ada perbedaan bahwa ada yang pro dan kontra. Tapi tentunya, antara yang pro dan kontra harus saling menjaga. Selain itu, komentar dari para tokoh dan pakar harus saling menyejukkan. Jadi, yang saya tekankan adalah saling menghormati saja,” kata Herlambang, Senin (3/9).
Lebih lanjut Herlambang menjelaskan, fenomena yang terjadi sekarang ini harus bisa dijadikan cerminan bagi masyarakat. Terutama, untuk menentukan pilihannya pada Pemilu 2019 mendatang. (Bud)