Semarang, Idola 92.6 FM – Sampah sterofoam merupakan salah satu barang yang sulit diurai secara alam, setelah sampah plastik.
Banyak sampah sterofoam yang ada di tempat pembuangan sampah (TPS) di Universitas Diponegoro Semarang, mengilhami sejumlah mahasiswa Fakultas Teknik Sipil memunculkan kreasi baru dan berguna bagi sekitar.
Yunnia Rahmandanni mengatakan ia bersama teman yang lain melihat, banyak tumpukan sampah sterofoam di TPS Undip dan tidak bisa terurai begitu saja dari unsur hara dalam tanah. Sehingga, ia dan teman-teman lainnya berkreasi membuat genteng dengan bahan baku dari sterofoam.
Mahasiswi semester tujuh itu menjelaskan, produk genteng berbahan sterofoam ini mampu menyerap limbah kurang lebih lima kilogram per meter perseginya. Sehingga, jika diasumsikan satu atap rumah seluas 40 meter persegi, maka limbah sterofoam yang terserap mencapai 200 kilogram.
Yunnia menjelaskan, genteng sterofoam juga bisa menjadi solusi bangunan tahan gempa karena didesain memiliki bobot lebih ringan dibanding genteng beton pada umumnya.
“Dari kali pertama ide memang ketika kita melihat sterofoam adalah satu dari 10 limbah terbesar yang ada. Sterofoam ini dibanding dengan sampah plastik lainnya, baru bisa terurai 500-1000 tahun yang ada datang. Sehingga, kita berinovasi bagaimana sterofoam busa digunakan dan salah satunya dipakai untuk genteng,” kata Yunia, Selasa (27/11).
Sementara itu, pendamping mahasiswa, Moh Nur Sholeh menambahkan, pembuatan genteng sterofoam hampir sama dengan pembuatan genteng pada umumnya. Yang membedakan hanya adanya campuran sterofoam yang sudah dihaluskan sebagai campurannya.
“Komposisinya standar 1:2:3. Yaitu semen, pasir dan sisanya air. Sterofoamnya ini kita perhitungkan sekitar 10-20 persen,” ujarnya.
Atas kerja keras dari para mahasiswa Fakultas Teknik Sipil itu, jelas Nur Sholeh, Yunnia dan kawan-kawannya medali emas di kompetisi Trad Fair of Ideas, Inventions and New Products di Nuremberg, Jerman, belum lama ini. (Bud)