Semarang, Idola 92.6 FM – Biasanya, media sosialisasi promosi kesehatan dilakukan dengan iklan di media cetak atau elektronik dan bahkan lewat spanduk-spanduk besar di pinggir jalan. Namun, yang dilakukan Dinas Kesehatan Jawa Tengah berbeda dan cenderung mengangkat budaya lokal.
Kepala Dinkes Jateng dr Yulianto Prabowo, M.Kes mengatakan upaya sosialisasi promosi kesehatan dengan seni budaya ketoprak ini, menjadi cara baru untuk mengedukasi masyarakat tentang kesehatan. Terutama, bagi masyarakat perdesaan.
Menurutnya, seni budaya ketoprak lewat dialognya dianggap bisa mengena langsung kepada masyarakat tentang promosi kesehatan. Sebab, masyarakat desa akan mudah menerima komunikasi yang disampaikan tentang upaya penurunan angka kematian ibu melahirkan dan bayi.
Oleh karena itu, jelas Yulianto, melalui kegiatan ketoprak yang bisa dilihat warga desa akan menumbuhkan kesadaran tentang arti pentingnya kesehatan bagi ibu hamil dan melahirkan.
“Promosi kesehatan menggunakan seni budaya lokal Jawa Tengah berupa ketoprak ini, sangat bagus. Jadi, tujuan pertama selain promosi kesehatan juga nguri-uri budaya Jawa. Apalagi ketoprak ini sebenarnya seni yang bagus sekali. Kali ini lewat seni ketoprak, kita angkat judul Jateng Gayeng Nginceng Wong Meteng. Jadi, bagaimana kesehatan ibu dan anak lebih baik lagi,” kata Yulianto, Jumat (5/10) malam.
Lebih lanjut Yulianto menjelaskan, dengan menggunakan media ketoprak juga ikut mengagungkan budaya leluhur.
“Ketoprak itu kan bahasanya luwes dan universal,” ujarnya.
Diketahui, sepanjang 2017 kemarin terjadi penurunan angka kematian ibu cukup drastis. Yakni 88,58 persen per 100 ribu kelahiran hidup. (Bud)