Adu pacu dua tim kuda hitam memang selalu menarik untuk disimak. Termasuk Jepang vs Senegal. Keduanya punya peluang untuk saling menjatuhkan. Bukankah menarik jika dalam sebuah kompetisi olahraga, termasuk sepakbola, kesebelasan kuda hitam berhasil menciptakan kejutan? Simak Zabivaka – Pentas Piala Dunia Edisi “Les Lions de la Teranga vs The Blue Samurai”
Istilah kuda hitam sering kita dengar dalam dunia sepakbola. Ini untuk merujuk tim yang tidak di unggulkan tapi kemudian tampil mengejutkan dengan meraih kemenangan demi kemenangan. Saya ajak anda untuk menelusuri asal usul istilah itu.
Istilah ‘kuda hitam’ berawal pada tahun 1946, tidak lama setelah berakhirnya Perang Dunia II. Ada seseorang bernama Alec Ramsey, yang ketika melakukan perjalanan kapal laut di lepas pantai utara Afrika melihat seekor kuda Arab berwarna hitam yang gagah. Malam itu, kapal dihantam badai. Alec berusaha untuk membebaskan kuda hitam itu tetapi malah terlempar dari kapal. Kapal tersebut kemudian tenggelam. Hanya Alec dan kuda itu yang selamat. Singkat cerita, setelah kembali ke Amerika Serikat, Alec mendaftarkan kuda hitamnya yang di beri nama Black Stallion ke kejuaraan ternama. Dan sang kuda hitam menang, walau tak punya silsilah yang jelas sebagai kuda pacuan. Sejak itulah legenda The Black Stallion dimulai.
Bicara soal kuda hitam, putaran kedua babak grup Piala Dunia 2018 untuk Grup G pada Minggu malam WIB akan berlangsung menarik. Ada dua tim kuda hitam, dua tim kejutan yakni Jepang dan Senegal yang akan dipertemukan di Ekaterinburg Arena demi menentukan siapa yang pantas menjadi pemuncak klasemen atau lolos lebih dulu ke 16 besar. Siapakah kuda hitam yang bisa bertahan lebih lama?
Walau punya tradisi dan akar sepakbola yang cukup superior di Asia dengan empat kali menjadi juara Piala Asia namun Jepang masih butuh banyak waktu untuk bisa bicara banyak di level dunia. Terbukti The Blue Samurai belum pernah bisa melaju lebih jauh dari babak 16 besar di Piala Dunia. Padahal dalam lima edisi terakhir mereka selalu ikut serta.
Perjalanan menuju putaran final pun tidaklah terlalu mulus bagi Shinji Kagawa dan kolega. Usai memuncaki klasemen zona Asia di kualifikasi, Jepang justru kedodoran saat masanya uji coba. Menggelar lima partai persahabatan Nippon hanya menang sekali dan justru mengalami tiga kekalahan. Cukup memprihatikan karena lawan mereka ‘hanya’ negara kelas dua macam Swiss atau Paraguay. Namun di matchday pertama lalu Jepang justru bisa menghadirkan kejutan. Kolombia yang difavoritkan untuk bisa bertahan lama di Rusia layaknya di Brasil 2014 silam mampu digebuk 2-1. Hasil ini sekaligus jadi kali pertama mereka menang di kompetisi yang digelar di Eropa dan kutukan negara Amerika Selatan pun ikut runtuh.
Senegal pun setali tiga uang. Pasca memastikan lolos ke putaran final untuk kedua kalinya dalam sejarah setelah debut di Korea-Jepang 2002 lalu mereka juga kesulitan di masa uji coba. Dari lima partai persiapan hanya ada satu yang bisa dimenangi semetara tiga lainnya berujung seri. Saat dipertemukan dengan Polandia di laga pertama Piala Dunia 2018 tim berjuluk Para Singa dari Teranga tersebut justru bisa tampil garang. Status kuda hitam malah membuat mereka mampu memaksakan kemenangan 2-1. Tentunya menarik jika Senegal bisa mengulangi pencapain debut yakni menggapai perempat final dan menjadi tim terbaik ketujuh.
Adu pacu dua tim kuda hitam memang selalu menarik untuk disimak termasuk Jepang vs Senegal. Keduanya punya peluang untuk saling menjatuhkan. Bukankah menarik jika dalam sebuah kompetisi olahraga, termasuk sepakbola, kesebelasan kuda hitam berhasil menciptakan kejutan? (donas)