Apa jadinya jika tim yang yang sarat dengan keindahan dengan gaya ˈtiki ˈtaka yang menawan melawan tim yang justru terkenal sangat pragmatis yang merupakan anti tesis dari estetika dan keindahan. Menarik untuk di ikuti. Apa kata para Gi bol atas duel unik ini? Siapa jagoan anda? Ikuti Zabivaka – Pentas Piala Dunia Edisi “La Furia Roja Vs Selecao das Quinas“.

Albert Camus, filsuf eksistensialis dari Perancis mengatakan, seni adalah ‘pemberontakan’ seniman kepada realitas. Betapa nilai-nilai estetika atau keindahan itu adalah cita-cita mendalam bagi setiap yang hidup.

Jika Camus mengatakan, seni adalah pemberontakan. Sebenarnya ia ingin mengatakan bahwa manusia telah terkungkung oleh hidup. Jadi untuk membebaskan diri, maka seni yang berselimut estetika itu, menjadi pjalan kebebasannya. Bukan membunuh, apalagi membuat manusia tidak betah dan merasa berat hati untuk memperjuangkan estetika itu.

Akan tetapi, yang akan kita saksikan malam nanti, adalah pertemuan antara tim yang yang sarat dengan keindahan, dengan gaya ˈtiki ˈtaka yang menawan, melawan tim yang justru terkenal sangat pragmatis yang merupakan anti tesis dari estetika dan keindahan.

Sementara La Furia Roja mengandalkan ˈtiki ˈtaka, yaitu gaya permainan sepak bola dengan umpan-umpan pendek dan pergerakan yang dinamis, serta mengandalkan penguasaan bola, Selecao das Quinas lebih menempatkan KEMENANGAN sebagai ‘tujuan utamanya’ dalam bertanding. “Yang paling penting dalam sepakbola adalah menang, tidak ada hal lain yang benar-benar penting,” kata Fernando Santos, pelatih Portugal.

Jadi bakalan seperti apa jalannya pertemuan antara ke dua tim?? Menarik untuk kita nantikan.

Pertemuan antara Spanyol mewlawan Portugal akan menjadi salah satu pertandingan yang ditunggu karena merupakan duel antar dua negara dengan prestasi mentereng dan berisi pemain-pemain top. Laga big match tersebut bakal tersaji di Stadion Olimpiade Fisht, Sochi, Rusia pada Sabtu (16/6/2018). Pada pertandingan pembuka babak penyisihan penyisihan Grup B di Piala Dunia 2018 ini Spanyol bisa dibilang lebih di unggulkan apabila berkaca pada tren enam laga terakhir.

Berdasarkan data Soccerway, dalam enam laga tersebut, Spanyol unggul head-to-head atas Portugal dengan rincian menang tiga kali, seri satu kali, dan kalah dua kali. Bahkan, laga Spanyol vs Portugal juga pernah terjadi di panggung Piala Dunia edisi 2010.

Waktu itu, di babak 16 besar, Spanyol menang tipis 1-0 berkat gol David Villa, yang dicetak pada menit ke-63 di Cape Town Stadium. Tergabung di Grup H bersama Chili, Swiss, dan Honduras, tim yang berada di bawah arahan Vicente del Bosque ini akhirnya keluar sebagai kampiun Afrika Selatan 2010 usai mengalahkan Belanda 0-1 di babak final.

Namun Spanyol juga baru diterpa kabar buruk dua hari sebelum pertandingan ini berlangsung. Federasi Sepak Bola Spanyol (RFEF) mencopot jabatan pelatih timnas Spanyol, Julen Lopetegui, Rabu (13/6/2018). Padahal Lopetegui sukses membawa Pique dan kawan-kawan lolos tanpa pernah kalah dalam 10 pertandingan di babak kualifikasi Grup G.

Pemecatan itu tak lepas dari pengumuman Julen Lopetegui sebagai pelatih Real Madrid, menggantikan Zinedine Zidan pada Selasa (12/6/2018). Petinggi RFEF merasa dilangkahi karena Lopetegui tak memberitahu sama sekali ketertarikan Madrid kepadanya.

Sebagai pengganti Lopetegui, Albert Celades untuk sementara akan menangani Sergio Ramos dkk. Dia merupakan pelatih tim U-21 Spanyol dan juga terlibat dalam staf kepelatihan tim senior.

Pertandingan ini akan cukup menarik karena kiper spanyol David De Gea di sinyalir akan menjalani debut piala dunia. Ini akan menjadi pembuktian tersendiri untuknya yang menjalani musim cukup apik Bersama Manchester United. Ia mampu mencatatkan 18 Clean Sheet dalam 37 pertandingan Premier League.

Namun juga di kubu lain Portugal memiliki penyerang legendaris Christiano Ronaldo yang meski umurnya sudah berkepala tiga, tetapi masih menunjukan tajinya, dengan torehan 15 gol dalam 9 pertandingan kualifikasi.

Jadi, dengan statusnya sebagai kampiun eropa, mampukah si Pragmatis Portugal mengeksploitasi spanyol yang baru saja ditinggal managernya? Atau justru, dunia bakal sekali lagi menyaksikan, para seniman bola yang mengusung keindahan itu bakal menaklukan tim bergaya pragmatis? (donas)

Ikuti Kami di Google News
Artikel sebelumnyaKonsumsi BBM Lebaran Naik 204 Persen di Wilayah Jateng-DIY
Artikel selanjutnyaTiga Lembaga Survei Sebut Berada di Posisi Puncak, Ganjar: Saya Harus Kerja Keras Untuk Bisa Wujudkannya