Semarang, Idola 93.6 FM – Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Jateng Prasetyo Aribowo mengatakan provinsi ini masih menjadi wilayah yang seksi bagi dunia usaha, untuk membuka industri baru atau merelokasi usahanya dari provinsi lain ke Jateng. Hal itu ditegaskannya saat menjadi pembicara di acara “Prospek Ekonomi Jawa Tengah di Tahun Politik” di MG Setos, Kamis (13/12).
Prasetyo menjelaskan, pada triwulan ketiga di Oktober 2018 kemarin, pihaknya mampu membukukan nilai investasi yang masuk ke Jateng sebesar Rp41,9 triliun. Sedangkan target yang ditetapkan tahun ini, sebesar Rp47 triliun.
Sampai saat ini, lanjut Prasetyo, masih banyak calon investor yang masuk daftar tunggu untuk menanamkan investasinya ke Jateng. Salah satunya adalah perusahaan asal Tiongkok, dengan potensi investasi sekira Rp140 miliar.
“PMDN dan PMA masih dikuasasi sektor energi dan gas. Artinya proyek infrastruktur energi kita masih menguasai, terakhir adalah kita tahu PLTU Batang 4 miliar dollar itu sudah 59 persen. Mungkin 2020 bisa operasional tahap pertama 1×2 ribu MW,” kata Prasertyo.
Lebih lanjut Prasetyo menjelaskan, sektor usaha lain yang masih seksi di Jateng dan menjadi incaran investor asing adalah tekstil. Sedangkan investasi di dalam negeri, untuk tahun depan masih didominasi sektor konstruksi dan proyek pemerintah.
Sementara itu, Kepala Group Advisory Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jateng Rahmat Dwisaputra menambahkan, dengan tersambungnya jalan tol Trans Jawa juga akan memberikan angin segar bagi pertumbuhan industri di provinsi ini. Sehingga, semakin banyak perusahaan baru masuk ke Jateng.
“Harapannya, akan terjadi penghematan biaya logistik kurang lebih 33,4 persen, apabila seluruh tol tersambung di seluruh Jawa. Ini harapannya, akan mendukung dunia industri untuk melakukan kegiatannya dan juga mendukung ekspor,” ucap Rahmat. (Bud)