Semarang, Idola 92.6 FM – Kepala Pusat Data dan Informasi BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan di sepanjang tahun kemarin, gempa dirasakan 573 kali dan beberapa kali gempa dengan potensi merusak. Menurutnya, sepanjang tahun 2017 BNPB mencatat terjadi 6.893 kejadian pergerakan tanah di seluruh Indonesia. Sebanyak 208 kali gempa di antaranya memiliki kekuatan di atas lima skala richter (SR).
Kemunculan gempa tidak bisa diprediksi secara pasti datangnya. Sehingga, beberapa wilayah yang berpotensi terjadi gempa sudah dilakukan mitigasi. Salah satunya di jalur selatan Pulau Jawa. Karena di jalur selatan Jawa ada daerah yang disebut sebagai seismic gap. Yakni, kawasan yang aktif secara tektonik namun jarang terjadi gempa dalam jangka waktu lama.
“Jadi, kalau melihat data potensi gempa yang perlu kita waspadai terutama di jalur-jalur sepi atau rawan longsor yang tidak pernah terlepaskan energinya. Selatan Jawa, termasuk selatan Jawa Tengah ini bergerak rata-rata tujuh sentimeter per tahun. Yang lepas energinya itu hanya di selatan Pangandaran dan selatan Banyuwangi. Di antara Pangandaran-Banyuwangi belum ada data tentang kejadian-kejadian gempa yang besar. Jalur sepi ini yang saya sebut seismic gap,” kata Sutopo.
Lebih lanjut Sutopo menjelaskan, untuk di wilayah jalur seismic gap tersebut belum ada data yang pasti tentang kejadian bencana gempa bumi. Namun, pihaknya menemukan adanya jejak tsunami raksasa di selatan Jawa dan merupakan kejadian besar. Jejak tsunami raksasa tersebut umurnya diketahui 500 ribu tahun, seribu tahun dan 1.800 tahun yang lalu. (Bud)