Semarang, Idola 92.6 FM – Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo mengatakan melemahnya nilai tukar rupiah saat ini, tidak perlu menimbulkan kepanikan. Sebab, Indonesia mempunyai cadangan devisa yang cukup untuk menjaga ekonomi dan menahan fluktuasi pelemahan nilai tukar rupiah.
Menurutnya, hingga akhir Maret 2018 kemarin cadangan devisa dalam negeri sebesar US$126miliar.
Selain devisa yang mencukupi, jelas Agus, Bank Indonesia juga sedang memerkuat kerja sama dengan kolega bank sentra dari negara-negara sahabat untuk memerkuat ketahanan lapis kedua perekonomian. Sehingga, ada jaminan ketersediaan likuiditas valuta asing.
“Kita sama-sama mengikuti bahwa dua pekan ini meman ada tekanan di mata uang dunia, termasuk Rupiah. Misalnya hari ini semua pasar termasuk Amerika sedang mengawasi, karena di Amerika ada FOMC meeting. Jadi, mereka perkirakan bahwa mungkin suku bunga bsa naik di bulan Juni. Kalau misal suku bunga naik di Juni, akan membuat surat utang di Amerika akan menguat,” kata Agus di Semarang.
Lebih lanjut Agus menjelaskan, saat ini Bank Indonesia memiliki ketahanan lapis kedua perekonomian dalam bentuk kemitraan bilateral dan juga cakupan multilateral.
Nantinya, untuk menjaga perekonomian Bank Indonesia akan membuka peluang penyesuaian suku bunga acuan atau 7-Day Reverse Repo Rate jika tekanan terhadap rupiah terus berlanjut. Bahkan, berpotensi menghambat serta mengganggu stabilitas sistem keuangan. (Bud)