Semarang, Idola 92.6 FM – Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengaku geram, karena banyak calon siswa mendaftar sekolah negeri menggunakan surat keterangan tidak mampu (SKTM). Hal itu dikatakannya, saat meninjau proses verifikasi di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Jateng, Selasa (10/7).
Ganjar Pranowo mengatakan dari penerimaan peserta didik baru (PPDB) tahun ajaran 2018/2019 yang mendaftar, sebanyak 62.456 calon siswa diketahui menggunakan surat keterangan tidak mampu (SKTM). Sedangkan yang diloloskan menggunakan SKTM, ada 26.507 calon siswa.
Ganjar menjelaskan, melihat kondisi tersebut, artinya lebih dari separuh pendaftar menggunakan SKTM dicoret dari bursa pendaftaran. Sehingga, SKTM yang digunakan adalah asli tapi palsu alias aspal.
Padahal, jelas Ganjar, jika melihat dari daya tampung semua sekolah negeri di Jateng, jumlah pendaftar masih belum mencukupi.
Daya tampung SMAN se-Jateng, lanjut Ganjar, sebesar 113.325 siswa sedangkan yang mendaftar ada 113.092 siswa. Sehingga, Jateng kekurangan 233 siswa.
Oleh karena itu, karena persoalan SKTM menimbulkan permasalahan saat pendaftaran sekolah, maka harus ada perbaikan.
“Kita melakukan pendidikan pada dua hal, satu orang tua murid tolong jangan didik anak berbohong hanya karena pengen dapat sekolah tertentu. Pemerintah akan bantu, yang tidak dapat sekolah akan kita salurkan. Pemerintah juga punya keinginan, agar sekolah swasta juga terisi nantinya.
Ini yang penting juga kan, jadi tidak semua ke sini. Ini juga mendidik kami bekerja profesional, sehingga bisa memberi layanan yang terbaik,” kata Ganjar.
Lebih lanjut Ganjar menjelaskan, karena banyak masukan soal SKTM aspal dari masyarakat, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Jateng harus lebih serius melakukan verifikasi kepada calon siswa.
“SKTM itu peraturan menteri. Aturan siswa miskin minimum 20 persen, tapi tidak diatur maksimalnya. Kalau seperti itu, serahkan kepada kami biar kami yang atur,” pungkasnya. (Bud)