Semarang – Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2PTM) Dinas Kesehatan Jawa Tengah Arfian Nevi mengatakan gaya hidup dan perilaku diri sendiri, bisa menjadi penentu kesehatan seseorang. Salah satunya adalah penyakit jantung.
Menurutnya, Dinkes Jateng selalu melakukan imbauan kepada masyarakat, agar tergerak melakukan gaya hidup yang sehat. Yakni dengan mengonsumsi makanan sehat dan rajin berolahraga.
Arfian menjelaskan, setiap tahun setidaknya ada 10-15 persen peningkatan angka pengidap penyakit tidak menular. Penyakit jantung adalah yang berada di urutan teratas, kemudian disusul kanker, diabetes dan stroke.
Oleh karena itu, jelas Arfian, selalu rutin memeriksakan kesehatan adalah upaya pencegahan yang bisa dilakukan.
“Kalau kita lihat faktor risikonya, 80 persen itu penyebabnya karena gaya hidup dan perilaku diri sendiri. Beda dengan penyakit menular yang faktor penyebabnya lingkungan, dan perilaku eksternal. Misalnya DB, kalau rumah kita bersih tapi tetangga ada yang kena ya kita bisa kena juga,” kata Arfian, baru-baru ini.
Lebih lanjut Arfian menjelaskan, sosialisas untuk mengubah perilaku masyarakat ke gaya hidup sehat tidak mudah. Karena, masyarakat sekarang lebih menyukai mengonsumsi makanan yang instan.
“Kami mendorong masyarakat, gemar makan buah dan sayur,” ujarnya.
Sementara itu, Sekretaris Dinkes Jateng Agus Tri Cahyono menambahkan, upaya yang saat ini gencar dilakukan adalah program Germas. Yakni Gerakan Masyarakat Hidup Sehat.
Melalui kegiatan penyuluhan kepada masyarakat, jelas Agus, diharapkan bisa mengarahkan masyarakat untuk berperilaku hidup sehat.
“Kegiatan penyuluhan bisa dilakukan menggunakan media komunikasi apa saja, tidak hanya forum formal,” ucap Agus. (Bud)