Tawangmangu, Idola 92.6 FM – Dalam rangka memasyarakatkan program Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas), Dinas Kesehatan Kabupaten Sukoharjo menggelar Jambore Kader Kesehatan di Obyek Wisata Tawangmangu, Sabtu (28/7). Jambore Kader Kesehatan yang ke-13 tersebut, mengambil tema “Cegah Stunting dan Stop TBC”.
Ratusan kader kesehatan dan kader pemuda siaga sehat (Dasiat) se-Kabupaten Sukoharjo, mendapat pelatihan dan pendampingan mater kesehatan dari Dinas Kesehatan setempat. Mulai dari respon tentang kesehatan, pemetaan permasalahan kesehatan di wilayah masing-masing dan juga ikut membantu menyukseskan program Germas kepada masyarakat Sukoharjo.
Kepala Dinas Kesehatan Jawa Tengah dr. Yulianto Prabowo, M.Kes mengatakan mencegah penyakit lebih baik daripada mengobati, dan program Germas menjadi solusi untuk mengubah perilaku masyarakat ke arah lebih baik dan sehat.
Dirinya mengapresiasi langkah dari Dinkes Sukoharjo melalui kegiatan Jambore Kader Kesehatan, yang dikemas dengan cara menarik.
“Germas menjadi fokus pemerintah untuk mewujudkan Indonesia sehat. Ada berbagi cara mengkampanyekan perilaku hidup sehat dalam program Germas ini,” kata Yulianto.
Sementara, Kepala Dinkes Sukoharjo dr. Nasruddin, M.Kes menambahkan, pada jambore kali ini diikuti kader Dasiat. Yakni berasal dari pemuda dan pemuda Sukoharjo, atau yang biasa disebut kalangan milenial.
Menurutnya, keterlibatan kader muda dalam ikut mengkampanyekan program Germas sangat dibutuhkan. Sebab, generasi milenial dianggap lebih melek teknologi informasi, sehingga penyampaikan kepada masyarakat atau teman-teman sebaya lebih mengena.
“Kader Dasiat ini sudah terbentuk kurang lebih enam tahun, dan kontribusi mereka luar biasa. Sudah cukup banyak yang mereka bantu dari kegiatan kita, dalam memberikan informasi tentang hidup sehat kepada orang sekitarnya,” ujarnya.
Saat ini, jelas Nasruddin, kader Dasiat sudah terbentuk di 280 desa se-Kabupaten Sukoharjo. Kader Dasiat sekarang sedang menggalakkan program “Road to Kampung”, untuk memetakan persoalan kesehatan di wilayah yang dikunjungi.
“Mereka membantu kita semisal di desa atau kampung itu ada ibu hamil atau menyusui didata. Tujuannya, untuk mencegah atau mengurangi angka kematian ibu hamil dan bayi,” pungkasnya. (bud)