Semarang, Idola 92.6 FM – Setiap bandara internasional maupun domestik yang ada di Indonesia, harus siap siaga di dalam mengantisipasi ancaman terorisme. Hal itu ditekankan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT) Komjen Pol Suhardi Alius, usai menggelar latihan penanganan aksi terorisme di Bandara Internasional Jenderal Ahmad Yani Semarang, Rabu (31/10).
Menurutnya, tidak hanya instansi pemerintah dan penegak hukum saja tetapi juga masyarakat juga diimbau waspada terhadap aksi terorisme.
Suhardi menjelaskan, salah satu obyek vital yang rawan menjadi sasaran aksi terorisme adalah bandara. Sebab, di bandara banyak kerumunan orang dengan potensi korban cukup banyak. Salah satu kasus aksi teroris di bandara pernah terjadi di Belgia pada 2016.
Tidak hanya bandara, lanjut Suhardi, tetapi juga pelabuhan dan juga terminal. Sebab, lokasi-lokasi layanan publik menjadi tempat masyarakat berkumpul.
“Yang kita latihkan itu ada SOP yang sifatnya general, tapi juga ada spesifikasinya. Kita pernah latihan pada 2016 akhir di Bandara Soeta. Jadi, kalau bandara yang sibuk dan internasional perlu latihannya lebih besar lagi. Setiap bandara pasti punya SOP masing-masing,” kata Suhardi.
Lebih lanjut Suhardi menjelaskan, bagi masyarakat lebih berhati-hati dengan proses pencucian otak yang dilakukan teroris menggunakan media sosial. Sehingga, masyarakat diminta melapor jika ada konten bermuatan terorisme di media sosial.
“Dengan kemajuan teknologi informasi digital, proses cuci otak bisa dilakukan melalui online. Selama di dalam ruangan ada sinyal, maka dia bisa memainkan cuci otak,” tandasnya. (Bud)