Semarang, Idola 92.6 FM – Ketua Property Expo Semarang Dibya K Hidayat mengatakan selama pameran perumahan yang digelar sepanjang tahun ini, tidak bisa mencapai target yang diharapkan. Para pengembang menduga, masyarakat masih bersikap menunggu dengan kondisi ekonomi yang ada.
Dengan kondisi ekonomi yang tidak baik itu, jelas Dibya, berimbas pada potensi penjualan perumahan selama pameran. Padahal, pihaknya menargetkan bisa menjual sekira 600 unit rumah selama 2018.
Menurutnya, selama pameran digelar hanya mampu membukukan potensi penjualan sebesar 297 unit. Sedangkan di 2017, mampu menjual 407 unit rumah sepanjang pameran selama setahun.
Dibya menjelaskan, masyarakat Jawa Tengah cenderung menunda pembelian rumah yang diidamkan. Padahal, dengan menunda pembelian rumah tidak akan memberikannya harga terbaik. Sebab, harga rumah akan terus mengalami kenaikan mengikuti instrumen pendukungnya.
“Kenapa di perbankan penjualannya kurang, karena juga penjualan properti lesu sepanjang tahun ini. Kita juga melihat barometer pameran, memang turun. Sepanjang tahun ini 60 persen potensi penjualannya selama pameran 2018. Jadi, bisa disimpulkan jika pasar properti di Jawa Tengah turun dan tidak bagus. Faktornya banyak sekali,” kata Dibya, Kamis (13/12).
Lebih lanjut Dibya menjelaskan, lesunya penjualan rumah tidak hanya dialami pengembang rumah komersial saja. Namun juga rumah subsidi juga ikut merasakan dampaknya. Hanya saja, persoalannya berbeda dengan penjualan rumah komersial.
“Kalau rumah subsidi faktornya adalah ketersediaan lahan, dan juga pendapatan minimal pekerja sebesar Rp4 juta,” tandasnya. (Bud)