Semarang, Idola 92.6 FM – Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Tengah Margo Yuwono mengatakan pada Juni 2018 provinsi ini mengalami inflasi sebesar 0,70 persen, dan hampir merata di setiap kota.
Margo menjelaskan, inflasi yang cukup tinggi di provinsi ini tidak lepas karena sebelumnya terjadi deflasi. Sehingga, karena berdekatan dengan masa Lebaran, menyebabkan Juni terjadi inflasi yang cukup tinggi.
Menurutnya, pola tersebut sebenarnya dianggap cukup wajar dan biasa terjadi ketika momentum perayaan agama dengan permintaan masyarakat yang meningkat.
Margo menjelaskan, pemicu dari inflasi di Jateng itu adalah kelompok transportasi. Terutama tiket bus Lebaran dan tiket pesawat. Khusus tiket bus antarkota antarprovinsi paling tinggi, karena memang permintaan dari masyarakat juga tinggi.
Selain harga tiket angkutan Lebaran, jelas Margo, pemicu inflasi lainnya adalah harga daging ayam ras, kacang panjang dan udang basah.
Namun demikian, masih ada komoditas yang menahan laju inflasi Jateng, yakni turunnya harga telur ayam ras, beras, cabai merah dan nangka muda.
“Andilnya itu disebabkan angkutan antarkota memberikan andil 0,1294 persen dari inflasi. Kalau dipilah lagi ke dalam, penyebabnya itu karena angkutan kota antarprovinsi harganya ditentukan mekanisme pasar. Kalau pemerintah itu hanya mengatur tarif angkutan kota dalam provinsi dan tidak memberikan kontribusi yang besar,” kata Margo usai menyampaikan rilis di kantornya, Senin (2/7).
Lebih lanjut Margo menjelaskan, untuk di Jateng dua wilayah yang mengalami inflasi tinggi berada di Purwokerto dan Kota Tegal. (Bud)