Semarang, Idola 92.6 FM – Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jawa Tengah Hamid Ponco Wibowo mengatakan pihaknya sebagai otoritas moneter dalam merumuskan setiap kebijakan, memerlukan data dan informasi yang tepat serta akurat. Melalui data dan informasi akurat itu, akan bisa menghasilkan kebijakan yang kredibel dalam mencapai dan memelihara kestabilan nilai Rupiah.
Dalam mendapatkan data dan informasi yang dibutuhkan untuk menentukan kebijakan moneter, jelas Ponco, diperlukan adanya survei dari responden. Hal itu ditegaskannya, saat membuka seminar temu responden survei dan kontak liaison 2018 di PO Hotel, Kamis (15/11).
Menurutnya, data dan informasi yang diperlukan Bank Indonesia itu di antaranya adalah mengenai perkembangan harga, tingkat keyakinan konsumen, kondisi usaha, investasi dan tingkat suku bunga.
Melalui berbagai hasil survei yang dilakukan ke sejumlah sektor, lanjut Ponco, akan mampu menggambarkan kondisi perekonomian suatu daerah. Beberapa survei yang dilakukan Bank Indonesia itu, di antaranya dilakukan secara harian, mingguan, bulanan maupun triwulanan.
“Jadi, ini penting. Karena, properti ini sebagaimana kita ketahui merupakan salah satu aktivitas ekonomi yang nantinya akan memberikan suatu dampak stimulus ekonomi cukup tinggi di suatu negara. Ini juga sebagai indikator pertumbuhan ekonomi. Jadi, tentu saja ini juga penting bagi kita untuk mengetahui seberapa besar pertumbuhan ekonomi yang ada di masing-masing daerah,” kata Ponco.
Lebih lanjut Ponco menjelaskan, selain melakukan survei untuk menentukan pertumbuhan ekonomi suatu daerah, pihaknya juga melakukan kegiatan liaison. Yakni dengan mendatangi langsung ke sejumlah perusahaan besar dan melakukan wawancara.
“Data dan informasi yang digali itu di antaranya mengenai kondisi produksi dan penjualan kontak, orientasi pasar, investasi dan pembiayaan perbankan,” tandasnya. (Bud)