Semarang, Idola 92.6 FM – Investasi untuk sumber daya manusia di era revolusi industry 4.0 ini menjadi sangat penting. Sebab, perkembangan teknologi yang cepat dipastikan dapat menggantikan pekerjaan manusia yang memiliki keterampilan rendah. Namun, kini kita patut prihatin dan mesti segera berbenah, daya saing sumber daya manusia Indonesia masih di bawah negara-negara tetangga.
Berdasarkan laporan Bank Dunia pada pertemuan Tahunan IMF-Bank Dunia 2018 di Nusa Dua Bali baru-baru ini, Indeks Modal Manusia atau Human Capital Index Indonesia tahun ini berada di angka 0,53 sementara rata-rata dunia 0.57. Dibandingkan dengan negara-negara tetangga di Asia Tenggara, Indonesia ternyata masih tertinggal. Sebut saja dengan dengan Filipina yang Human Index Capital berada di angka 0,55 kemudian Thailand (0,60), Malaysia (0,62), dan Vietnam (0,67). Sementara, Indeks SDM di Asia Tenggara tertinggi diduduki Singapura (0,88).
Indeks ini penting karena mengukur 5 indikator, yakni: peluang hidup hingga usia 5 tahun; harapan lama sekolah; nilai ujian sekolah yang diharmonisasi untuk mengukur kualitas pendidikan; tingkat harapan hidup pada usia 15-60 tahun; dan jumlah anak pendek. Dari 5 indikator itu, Indonesia harus bekerja keras memperbaiki pendidikan dan kesehatan. Meskipun rata-rata lama sekolah anak Indonesia 12,3 tahun ketika diharmonisasi dengan skor uji ternyata rata-rata kualitas capaian akademis anak Indonesia setara dengan lama sekolah hanya 7,9 tahun.
Menurut Presiden Bank Dunia Jim Yong Kim, dengan Indeks 0,53, sumber daya manusia Indonesia hanya bisa menikmati 53 persen dari seluruh potensi ekonomi yang ada. Dua faktor utama yang menjadi alat ukur penghitungan Indeks ini adalah kesehatan dan pendidikan. Tingginya angka stunting di Indonesia yang sekitar 9 juta anak membuat daya saing ekonomi kita lemah. Dari fakta ini, kita perlu menyikapi serius laporan Bank Dunia ini—terutama bila dikaitkan dengan puncak Bonus Demografi 2020-2030.
Lantas, berkaca dari laporan Bank Dunia yang mengungkapkan bahwa Indeks Modal Manusia kita masih di bawah rata-rata, bagaimana meningkatkan kualitas sumber daya manusia kita ke depan? Sesungguhnya, persoalan apa yang menghambat masih rendahnya Indek Modal Manusia kita? Bagaimana jalan keluar mengatasi persoalan ini mengingat begitu sigfikannya hal ini di tengah kita menyongsong Puncak Bonus Demografi?
Guna menjawab pertanyaan-pertanyaan itu, Radio Idola Semarang berdiskusi dengan beberapa narasumber, yakni: Amich Alhumami, Ph.D (Direktur Pendidikan Tinggi, IPTEK dan Kebudayaan BAPPENAS) dan Prof Satryo Soemantri Brodjonegoro (wakil ketua Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (AIPI)/Direktur SDM dan Pengembangan Kapasitas pada Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas (KPPIP)). [Heri CS]
Berikut diskusinya:
Listen to 2018-10-15 Topik Idola – Amich Alhumami byRadio Idola Semarang on hearthis.at
Listen to 2018-10-15 Topik Idola – Amich Alhumami byRadio Idola Semarang on hearthis.at
Listen to 2018-10-15 Topik Idola – Prof. Satryo S Brodjonegoro byRadio Idola Semarang on hearthis.at
Listen to 2018-10-15 Topik Idola – Prof. Satryo S Brodjonegoro byRadio Idola Semarang on hearthis.at