Aura pertandingan antara Prancis melawan Argentina Sabtu malam ini tidak hanya bisa dikalkulasi berdasarkan kualitas skill, pemain, strategi dan taktik di lapangan, apalagi hanya sekedar perhitungan di atas kertas, karena ada persoalan bangsa yang juga ikut dipertaruhkan. Dan inilah, sekali lagi, yang membuat sepakbola bukanlah permainan sederhana, karena ia juga menganyam berbagai kepentingan yang bersifat Multi Dimensi.
Tidak terasa, Piala Dunia 2018 sudah melangkah ke tahap knock-out menyusul berakhirnya matchday ketiga dari delapan grup.
Babak 16 besar dipastikan menyajikan sejumlah partai sengit, bahkan sejumlah laga layak disebut sebagai final dini. Argentina, yang susah payah keluar dari grup, misalnya langsung berjumpa Prancis di Kazan Arena, Sabtu 30 Juni 2018 malam WIB.
Les Bleus, julukan Prancis, lolos ke 16 besar setelah keluar sebagai juara grup C. Sementara itu, La Albiceleste, julukan Argentina, melaju ke fase knockout setelah dengan susah payah meraih posisi dua, usai menumbangkan Nigeria pada matchday terakhir. Ketika itu, gol kemenangan Argentina dicetak di menit ke-86 via Marcos Rojo. Melihat performa Argentina di fase grup, tim berjuluk Albiceleste itu jelas tidak diunggulkan di laga melawan Prancis. Karena itu, laga melawan Prancis menjadi kesempatan bagus bagi Argentina untuk membuktikan bahwa lolosnya mereka ke 16 besar bukan karena faktor keberuntungan semata.
Akankah, “Liberte, Egalite, Fraternite” yang berarti Kebebasan, Persamaan dan Persaudaraan yang menjadi semboyan perjuangan rakyat Perancis di masa-masa Revolusi Perancis dulu, akan kembali ‘membahana’ dan mengguncang dunia? Ataukah, justru ‘Spirit Tango’ seperti yang telah diperlihatkan oleh Javier Mascherano ‘layaknya banteng ketaton’ saat terus berlari kesana-kemari, tanpa henti, meski darah terus-menerus mengalir dari pelipisnya pada saat bertanding melawan Nigeria?
Akan tetapi yang pasti, posisi La Albiceleste saat ini, bisa digambarkan tengah berada di “Point of No Return.” Artinya, tidak ada peluang untuk kalah apalagi mundur. Hal itu terkait dengan kondisi social politik terkini di ranah domestic Argentina yang tengah runyam. Bagaimana tidak?
Aksi mogok kerja buruh dari serikat pekerja terbesar Argentina, Confederacion General de Trabajo pada Senin, 25 Juni 2018 di Buenos Aires, ibukota Argentina telah melumpuhkan sektor transportasi publik, penerbangan, pelabuhan, bank dan kantor pemerintahan setempat. Menurut Menteri Transportasi Argentina yang dikutip dari Al Jazeera, aksi mogok ini telah mengakibatkan pembatalan sekitar 600 penerbangan dan membuat sekitar 71.000 penumpang batal berangkat. Aksi mogok itu khabarnya dilakukan sebagai protes pada kebijakan Presiden Mauricio Macri, yang dianggap semakin mendekatkan rakyat Argentina dari kelaparn.
Maka, aura pertandingan antara Prancis melawan Argentina nanti malam, tidak hanya bisa dikalkulasi berdasarkan, kualitas skill pemain, maupun strategi dan taktik di lapangan, apalagi hanya sekedar perhitungan di atas kertas. Karena ada persoalan ‘bangsa’ yang juga ikut dipertaruhkan. Dan inilah, sekali lagi, yang membuat ‘sepakbola’ bukanlah permainan sederhana. Karena ia juga menganyam berbagai kepentingan yang bersifat Multi Dimensi.
Maka, kita tunggu saja, hebohnya pertandingan yang diperkirakan akan dipenuhi dengan berbagai drama dan aneka kejutan itu, akan tersaji untuk memenuhi ‘dahaga’ para penggila bola. (donas)