Semarang, Idola 92.6 FM – Siapa pun presiden yang terpilih pada Pemilu Presiden 2019, seyogianya bisa mendorong masyarakat untuk melakukan reformasi tahap kedua. Salah satu hal yang penting dilakukan adalah menetapkan pendidikan politik yang tegas dan dapat membangun karakter masyarakat. Hingga usia 72 tahun kemerdekaan RI tahun ini, sejumlah kalangan menilai, partai politik kini seolah hanya menghasilkan peternak kekuasaan, bukan sosok negarawan yang berpolitik demi mewujudkan kemajuan bangsa.
Demikian mengemuka dalam diskusi bertajuk “Menuju 3 Tahun pemerintahan Jokowi-JK” Pergeseran Dukungan Partai dan Peta Kontestasi Calon Presiden 2019”. Peneliti senior CSIS J Kristiadi menegaskan, tidak ada negara maju tanpa politik pendidikan yang benar. Untuk itu, menurut Kristiadi, Indonesia tidak hanya butuh pemimpin yang berintegritas tetapi juga memerlukan sinergi dari semua pihak masyarakat untuk melakukan perubahan. Perubahan jangka pendek dapat dimulai dengan membidik pembenahan partai politik.
Lantas, merefleksi 72 tahun kemerdekaan RI, sudahkah pendidikan politik turut berkontribusi nyata bagi pembangunan karakter bangsa? Bagaimana pula membenahi kaderisasi partai politik agar panggung politik tak hanya diisi oleh para peternak kekuasaan?
Guna menjawab pertanyaan-pertanyaan itu, Radio Idola 92.6 FM berdiskusi dengan beberapa narasumber, yakni: Prof Siti Zuhro (Peneliti Senior LIPI) dan Ray Rangkuti (Direktur Eksekutif Lingkar Madani (LIMA)). (Heri CS)
Berikut Perbincangannya:
Listen to 2017-08-14 Topik Idola – R. Siti Zuhro byRadio Idola Semarang on hearthis.at
Listen to 2017-08-14 Topik Idola – R. Siti Zuhro byRadio Idola Semarang on hearthis.at
Listen to 2017-08-14 Topik Idola – Ray Rangkuti byRadio Idola Semarang on hearthis.at
Listen to 2017-08-14 Topik Idola – Ray Rangkuti byRadio Idola Semarang on hearthis.at