Semarang, Idola 92.6 FM – Satu hari lagi atau esok, pemilihan kepala daerah serentak tahun 2017 akan dilaksanakan di 101 daerah. Publik seolah kembali diuji untuk memilih kepala daerah yang dapat membawa perubahan. Namun, selain itu, yang tak kalah pentingnya, di balik berbagai pertentangan, keriuhan, dan kemeriahan, pilkada semakin menjadi wadah pembelajaran demokrasi publik.
Suhu politik di Tanah Air terus menghangat jelang perhelatan Pilkada tahun ini. Pilkada serentak hadir sebagai sarana untuk menguatkan konsolidasi demokrasi lokal di Indonesia. Setidaknya pilkada bertujuan untuk menciptakan penyelenggaraan pemilu yang efisien dan efektif. Derajat keterwakilan antara masyarakat dan kepala daerahnya juga diharapkan dapat meningkat. Selain itu, diharapkan juga tercipta pemerintahan daerah yang efektif dan efisien.
Lantas, sudah memadaikah mekanisme pemilihan kepala daerah selama ini dalam melahirkan kepala daerah yang berkualitas? Apa saja faktor yang membuat demokrasi kita masih terciderai dalam pelaksanaan pilkada serentak? Prasyarat apa yang diperlukan dalam menciptakan pilkada yang berkualitas dan melahirkan pemimpin sesuai harapan rakyat?
Guna menjawab pertanyaan-pertanyaan itu, nanti kita akan berdiskusi bersama: Prof Dr Siti Zuhro (peneliti politik dari LIPI dan Titi Anggraini (direktur eksekutif Perludem (Perkumpulan Untuk Pemilu dan Demokrasi)). (Heri CS)