Semarang, 92,6 FM-Perkembangan perhotelan di Kota Semarang semakin ramai, karena kehadiran sejumlah pemain baru di kota ATLAS ini. Mulai dari hotel bintang dua sampai bintang empat. Namun, kebanyakan pendatang baru adalah hotel bintang dua dan tiga.
Semakin ketatnya persaingan hotel di Kota Semarang ini, harus bisa diantisipasi pemerintah setempat. Sehingga, “kue” yang tinggal sedikit tidak semakin tipis dibagi para pelaku perhotelan di Kota Semarang.
Wakil Ketua Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Jawa Tengah Benk Mintosih mengatakan munculnya banyak hotel di Kota Semarang, seharusnya juga bisa diimbangi dengan semakin ramai event yang diadakan. Mulai dari kegiatan olahraga, kesenian dan kegiatan kementerian misalnya dengan mendatangkan banyak tamu ke Kota Semarang.
Menurutnya, meskipun banyak pemain baru di segmen bintang dua dan tiga kalau event yang terselenggara di Kota Semarang juga banyak masih bisa menolong okupansi hotel. Namun, jika tidak ada event atau destinasi wisata baru di Kota Semarang, yang dikhawatirkan terjadi perang harga.
Oleh karena itu, lanjut Benk, pemerintah daerah harus bisa mengendalikan pembangunan hotel baru di Kota Semarang. Misalnya, dengan mengatur persebaran hotel dan tidak banyak berkumpul di satu atau dua kawasan saja.
“Harusnya di Semarang jumlah hotel bintang dua dan tiga sudah cukup. Kalau hotel bintang lima gak papa. Tapi kalau bintang empat ke bawah itu sudah jenuh, karenaa ramainya hanya tertentu saja. Kalau distop memang tidak bisa, tapi dikendalikan daerahnya,” kata Benk, Senin (23/10).
Lebih lanjut Benk yang juga General Manager Hotel Star Semarang menjelaskan, dengan mengendalikan persebaran lokasi hotel di Kota Semarang dan menambah destinasi wisata baru, harapannya bisa menggairahkan bisnis perhotelan. “Yang penting itu branding, advertising dan selling,” pungkasnya. (Bud)