Semarang, 92.6 FM-Memeringati Hari Nelayan Nasional yang diperingati setiap 6 April, sejumlah aktivis nelayan di Jawa Tengah menggelar aksi di Jalan Pahlawan, tepatnya di bundaran eks videotron. Mereka membagikan seribu ekor ikan berbagai jenis, yang merupakan tangkapan nelayan di Jawa Tengah kepada sejumlah pengguna jalan. Aksi itu menjadi bentuk sindiran kepada pemerintahan Presiden Joko Widodo, terhadap program poros maritim yang dianggap tidak memiliki keberpihakan kepada kelompok nelayan.
Ketua Perhimpunan Petani dan Nelayan Sejahtera Indonesia (PPNSI) Riyono mengatakan, program poros maritim yang dicanangkan Presiden Joko Widodo hingga saat ini tidak nampak kemajuan yang bisa mensejahterakan kelompok nelayan. Bahkan, program yang berjalan sejak 2,5 tahun itu justru merugikan nelayan dan memersempit akses bagi nelayan kecil menangkap ikan. Salah satunya reklamasi laut dan pantai di sejumlah daerah di Tanah Air.
Di samping itu, jelas politikus Partai keadilan Sejahtera (PKS), tumpang tindihnya berbagai peraturan membuat nelayan semakin susah dan tertekan. Sehingga, ia memertanyakan poros maritim yang dibanggakan Presiden Joko Widodo itu berhasil atau tidak.
“Amanat UU Nomor 32 Tahun 2014 tentang Kelautan dan UU Nomor 7 Tahun 2016 tentang Pemberdayaan Nelayan hanya isapan jempol. Pemerintah harusnya serius pada pemberdayaan nelayan,” katanya.
Oleh karena itu, lanjut Riyono, para aktivis nelayan di Jawa Tengah meminta Presiden Joko Widodo untuk menghentikan mengeluarkan peraturan yang justru merugikan nelayan. Selain itu, pemerintah diminta menerbitkan paket kebijakan yang pro kepada nelayan kecil sebagai salah satu tulang punggung ekonomi. Serta, menyatakan gagalnya program poros maritim. (Bud)