Semarang, 92.6 FM-Pertumbuhan rumah di Kota Semarang memang tidak terlalu pesat layaknya pertumbuhan kendaraan bermotor. Bahkan, pertambahan kendaraan bermotor baik sepeda motor atau mobil dengan rumah tidak sebanding.
Salah satu lembaga pembiayaan menyebutkan, sebulan saja di kota Semarang ada penambahan kendaraan baru kurang lebih 2.500 unit.
Wakil Ketua DPD Real Estat Indonesia (REI) Jateng Bidang Promosi Humas dan Publikasi Dibya K. Hidayat mengatakan selama ini, para pengembang perumahan belum merasakan pertumbuhan properti di Semarang yang cukup menonjol.
Meningkatnya tren penjualan kendaraan bermotor, jelasnya, seharusnya memberi dampak bagus terhadap properti. Namun kenyataan di lapangan, justru banyak orang memilih mendahulukan membeli kendaraan bermotor daripada membeli rumah. Padahal, kebutuhan rumah saat ini menjadi yang utama.
Dibya menjelaskan, untuk bisa meningkatkan penjualan rumah di Semarang perlu ada campur tangan dari pihak pemerintah. Misalnya, dengan menata ulang transportasi umum yang terintegrasi. Sehingga, masyarakat akan memilih menggunakan transportasi umum ketimbang kendaraan pribadi. Dampaknya, kemacetan di jalan bisa berkurang.
“Kenapa pertumbuhan mobil cepat tapi pertumbuhan properti lambat. Ini karena faktor transportasi umum yang belum sempurna. Seharusnya, kalau transportasi umum sudah ditata dengan baik, properti akan tumbuh,” kata Dibya, Jumat (13/10).
Menurut Dibya, sebenarnya persebaran permukiman di Kota Semarang cukup merata dan tidak menumpuk di satu atau dua wilayah saja. Namun, kembali lagi karena faktor penataan transportasi umum belum terintegrasi, membuat jalanan macet karena kendaraan pribadi. (Bud)