Semarang, 92.6 FM-Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terus intensif mengenalkan produk dan layanan jasa keuangan syariah, baik melalui sosialisasi maupun pameran di pusat-pusat keramaian masyarakat. Sehingga, masyarakat semakin paham dan mau menggunakan produk serta layanan jasa keuangan perbankan syariah. Salah satu upaya mendekatkan keuangan syariah kepada masyarakat, dengan menggelar Keuangan Syariah Fair 2017 mulai 12-14 Mei di atrium Mal Paragon Semarang.
Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman D Hadad mengatakan, kegiatan Keuangan Syariah Fair 2017 merupakan salah satu strategi dari OJK untuk mendekatkan masyarakat dengan industri keuangan syariah. Di samping itu, juga sebagai sarana memeroleh informasi tentang keunggulan produk dan jasa keuangan syariah.
Menurutnya, laju pertumbuhan industri keuangan syariah terus berkembang secara berkelanjutan. Sebab, peran industri keuangan semakin penting bagi perekonomian nasional dalam memenuhi permintaan masyarakat.
Oleh karena itu, jelas Muliaman, para pelaku perbankan keuangan syariah jangan sampai tertinggal dan perlu meningkatkan kapasitasnya. Hal itu dilakukan, sebagai upaya memenuhi perkembangan ekonomi digital, agar tidak tertinggal dari keuangan konvensional lainnya.
“Segala sesuatu sekarang ini dikaitkan dengan teknologi, karena masyarakat juga sudah melek teknologi. Jadi, agar tidak tertinggal keuangan syariah harus terus berbenah dan menyiapkan diri,” kata Muliaman usai pembukaan KSF 2017 di Mal Paragon, Jumat (12/5).
Diketahui, saat ini data OJK per 28 Februari 2017 total aset keuangan syariah di Indonesia tidak termasuk saham syariah, sudah mencapai Rp897,1 triliun. Sementara, proporsi industri perbankan syariah mencapai Rp355,9 triliun. Dengan jumlah itu, jika dibandingkan dengan total industri keuangan, maka keuangan syariah memiliki market share sebesar 5,18 persen. (Bud)