Semarang, 92.6 FM-Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menilai, perkembangan industri pasar modal syariah di Indonesia cukup besar. Sehingga, ikut membantu pasar keuangan yang dalam (financial market deepening). OJK terus melakukan edukasi dan sosialisasi pasar modal syariah, sehingga hal itu bisa tercapai.
Deputi Komisioner Pengawasan Pasar Modal OJK Sarjito mengatakan, pihaknya masih terus melakukan sosialisasi dan edukasi kepada tokoh agama mengenai pasar modal syariah. Pernyataan itu dikatakannya, di sela Sosialisasi dan Edukasi Pasar Modal Terpadu 2017, di Kantor Regional 3 OJK Jateng-DIY/ Selasa (6/3).
Menurutnya, dua organisasi Islam besar di Indonesia yaitu Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah sudah didekati untuk mengenalkan pasar modal syariah. Untuk Nahdlatul Ulama, ada niatan membuka galeri pasar saham syariah. Sedangkan Muhammadiyah, seluruh kekayaannya juga telah diputarkan di pasar saham berbasis syariah.
“Pasar modal memang harus selalu disosialisasikan kepada masyarakat, terlebih lagi pasar modal syariah. Harapannya, masyarakat semakin terbuka dengan informasi pasar modal,” ujar Sarjito.
Diketahui, dari 581 emiten, 336 di antaranya atau sekira 57 persen adalah emiten syariah dengan kapitalisasi Rp2,8 triliun. Sementara, dari 97 reksa dana syariah, nilai aktiva bersihnya mencapai Rp9,54 triliun atau 3,28 persen dari total nilai aktiva bersih reksa dana yang lebih dari Rp270 triliun. (Bud)