Semarang, Idola 92.6 FM – Di tengah kegaduhan politik dan masih masifnya korupsi di berbagai daerah, Indonesia dibayangi krisis energi. Hal itu seiring kian lebarnya selisih pasokan dan permintaan khususnya minyak dan gas bumi. Di satu sisi, pemanfaatan energi terbarukan belum optimal. Apabila dibiarkan, kondisi ini akan mempengaruhi ketahanan dan kedaulatan energy.
Sejumlah daerah yang dikenal sebagai lumbung energi kini kerap bermasalah dalam memenuhi kebutuhan energi, terutama pasokan listrik. Di Kota Balikpapan, Kalimantan Timur, misalnya Pemadaman listrik kerap terjadi tanpa pemberitahuan dari PT PLN. Pemadaman listrik ini terasa ironis karena Kaltim merupakan salah atu provinsi penghasil batubara serta minyak dan gas (migas).
Diketahui, kapasitas terpasang pembangkit listrik di Indonesia saat ini 60.100 megawatt (MW). Dari jumlah itu, sekitar 55,6 persen diantaranya menggunakan batu bara sebagai energy pembangkitnya. Selain di kota, krisis pasokan listrik juga terjadi di wilayah terpencil. Merujuk pada pantauan harian Kompas Minggu (17/9), ratusan warga di desa Long Berang, Kecamatan Mentarang Hulu, Kabupaten Malinau, Kalimanyan Utara, belum menikmati pasokan listrik dari PLN. Sebagaian warga mengandalkan ganset untuk menerangi rumah mereka.
Selain itu, Kampung Ngaliawan, Pulau Wuriaru, Kabupaten Maluku Tenggara Barat, Maluku, juga belum terjangkit listrik. Anak-anak di kampung yang terdiri atas sekitar 70 rumah itu belajar menggunakan penerangan lampu minyak pada malam hari. Waktu belajar pun dibatasi lantaran persediaan minyak tanah terbatas. Harga 1 liter minyak tanah tercatat Rp 20.000. Saat ini Indonesia sudah mengimpor minyak sejak 2004 untuk menutup kebutuhan di dalam negeri yang lebih besar dibanding dengan kamampuan produksi.
Lantas, melihat kondisi ini, bagaimana upaya strategis pemerintah untuk bisa keluar dari ancaman krisis energi? Upaya impor yang dilakukan untuk penuhi kekurangan pasokan apakah cukup efektif? Di sisi lain, sudah sejauh mana upaya pengembangan energi terbarukan sebagai energi alternatif?
Guna menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut, Radio Idola 92.6 FM berdiskusi dengan beberapa narasumber, yakni: Deendarlianto (Direktur Pusat Studi Energi UGM Yogyakarta) dan Satya Widya Yudha (anggota Komisi 7 DPR RI-membidangi: Energi Sumber Daya Mineral, Riset & Teknologi, Lingkungan Hidup). (Heri CS)
Berikut Perbincangannya:
Listen to 2017-09-20 Topik Idola – Deendarlianto byRadio Idola Semarang on hearthis.at
Listen to 2017-09-20 Topik Idola – Deendarlianto byRadio Idola Semarang on hearthis.at
Listen to 2017-09-20 Topik Idola – Satya Widya Yudha byRadio Idola Semarang on hearthis.at
Listen to 2017-09-20 Topik Idola – Satya Widya Yudha byRadio Idola Semarang on hearthis.at