Semarang, 92.6 FM-Peredaran uang palsu menjelang Lebaran di wilayah Jawa Tengah terbilang tinggi. Kasus terakhir peredaran uang palsu di Kabupaten Rembang, di Kecamatan Sluke.
Kepolisian setempat menangkap seorang warga, yang diduga melakukan pencetakan uang palsu. Dari rumah tersangka, diamankan seperangkat alat cetak dan uang palsu hasil cetakan belum dipotong serta sejumlah tinta.
Kepala Divisi Sistem Pembayaran Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jawa Tengah Eko Purwanto mengatakan, menjelang Lebaran nanti, pihaknya mengimbau kepada masyarakat untuk mewaspadai peredaran uang palsu. Meski jumlahnya mengalami penurunan dibanding tahun sebelumnya, namun masyarakat tetap harus berhati-hati dengan peredaran uang palsu.
Menurutnya, para pelaku kejahatan akan memanfaatkan momentum menjelang hari raya dan memanfaatkan kelemahan masyarakat untuk mengedarkan uang palsu.
“Kami belum bisa menjustifikasi hal itu (peredaran uang palsu) setiap menjelang Lebaran. Tapi memang biasanya, kalau setiap mendekati Lebaran kebutuhan uang baru dari masyarakat itu meningkat. Tapi ini tidak serta merta sudah menjadi tradisi, menjelang Lebaran selalu ditemukan uang palsu yang beredar,” kata Eko.
Berdasarkan data dari Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jawa Tengah, pada triwulan pertama 2017, jumlah uang palsu yang ditemukan dan dilaporkan ke Bank Indonesia se Jawa Tengah mencapai 5.626 lembar. Yang paling banyak dipalsukan adalah pecahan Rp100 ribuan sebesar 59 persen, dan pecahan Rp50 ribuan sebanyak 38 persen. Jika dibanding periode yang sama tahun kemarin, ditemukan uang palsu sebanyak 7.723 lembar. (Bud)