Semarang, 92.6 FM-Beberapa hari terakhir ini, rakyat disuguhi pemberitaan yang mencitrakan ada kerenggangan antara Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Kepolisian Republik Indonesia (Polri). Hal itu tidak lepas, karena adanya ucapan dari Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo soal upaya pembelian lima ribu pucuk senjata api dari institusi nonmiliter.
Presiden Joko Widodo saat kunjungan kerja ke Semarang, Senin (9/10) mengatakan antara TNI dan Polri, harus saling menjaga soliditas. Menurutnya, upaya menjaga soliditas dianggap penting demi keamanan dan ketertiban bagi masyarakat Indonesia.
“Ini dilihat rakyat, jadi rakyat itu melihat karena TNI/Polri solid ini rakyat jadi tentrem semua itu. Seneng, tentrem. Dan yang ingin macem-macem atau menjadi pikiran macem-macem gak ada,” katanya tegas.
Diketahui, belum lama ini beredar rekaman Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo di media sosial. Saat itu, dirinya berbicara dalam silaturahim dengan purnawirawan TNI, di Markas Besar TNI Cilangkap, Jakarta Timur, Jumat (22/9).
Gatot juga berbicara soal larangan bagi kepolisian RI untuk memiliki senjata yang bisa menembak peralatan perang TNI.
Belakangan, Gatot Nurmantyo mengakui rekaman itu memang pernyataannya. Namun, ia menegaskan kalau pernyataan itu bukan untuk publik. Sehingga, ia enggan berkomentar soal rekaman pernyataan itu. (Bud)