Kulon progo memang tidak sekaya Jakarta, Surabaya atau Bandung, namun itu bukan hambatan bagi Sang Bupati Hasto Wardoyo untuk berkembang dan cara yang di pilih nya adalah memandirikan warganya dengan kemampuan sendiri.
Dalam perbincangan dengan Radio Idola ( Rabu 25/1 ) Bupati Hasto menceritakan perjuangannya mengajak warga dan semua stakeholder di Kulon Progo untuk memaksimalkan potensi yang dimiliki. Maka berbagai terobosan dilakukan melalui gerakan “Bela dan Beli Kulonprogo”, antara lain dengan mengeluarkan kebijakan yang mewajibkan pelajar dan PNS di sana mengenakan seragam batik geblek renteng, batik khas Kulonprogo, pada hari tertentu. Ternyata, dengan jumlah 80.000 pelajar dan 8.000 PNS, kebijakan ini mampu mendongkrak industri batik local. Sentra kerajinan batik tumbuh pesat, dari cuma dua menjadi 50-an. Seribuan perajin batik Kulonprogo yang biasanya bekerja di Yogyakarta, kini bisa bekerja di Kulonprogo. Uang ratusan miliar rupiah dari usaha kecil ini berputar di Kulonprogo.
Berikut perbincangan Radio Idola bersama Hasto Wardoyo Bupati Kulon Progo:
