Semarang, Idola 92.6 FM – Pemilik RumahKita Jimmy Jati Utomo mengatakan diakui memang, sejak Lebaran kemarin hingga menjelang tutup tahun ini penjualan springbed di kelas medium low mengalami penurunan. Penurunan tersebut dirasakan para pemilik toko furnitur dan juga vendor springbed di Kota Semarang.
Menurutnya, penurunan terjadi karena daya beli masyarakat mengalami penurunan. Bahkan, dampak turunnya penjualan properti juga membawa dampak ke penjualan springbed.
Jimmy menjelaskan, penjualan springbed medium low mengalami penurunan 25-30 persen. Produk springbed yang paling kentara mengalami penurunan dengan kisaran harga antara Rp1,5 juta sampai Rp2 juta. Sedangkan untuk produk springbed medium up dan premium, penjualannya masih stabil sejak Lebaran kemarin hingga penghujung tahun ini.
Turunnya penjualan springbed medium low yang menyasar segmen menengah tersebut, juga terpengaruh dengan merosotnya penjualan properti atau perumahan di Kota Semarang. Ditambah lagi, daya beli masyarakat untuk membeli perabot rumah tangga di luar perangkat elektronik juga belum membaik.
“Memang tren penjualan springbed yang medium low ada penurunan setelah Lebaran kemarin. Turunnya antara 25-30 persen, dan kebanyakan yang harganya mengalami penurunan antara Rp1,5 juta hingga Rp2 juta. Tapi kalau yang medium up dan premium masih stabil, sih,” kata Jimmy di sela pembukaan Bazar Springbed di tokonya, Jumat (17/11).
Lebih lanjut Jimmy menjelaskan, untuk mendongkrak penjualan di akhir 2017 ini pihaknya menawarkan penjualan sejumlah springbed berbagai merek dengan diskon harga maksimal 90 persen. Produk springbed yang ditawarkan dengan harga miring itu merupakan eks display atau produk springbed keluaran lama namun tetap berkualitas.
Pada tahun depan, lanjut Jimmy, pihaknya akan menjajal pasar online shop khusus springbed. Hal itu untuk menjawab permintaan pasar dan gaya hidup calon konsumen, yang lebih banyak ke model toko online.