Semarang, 92.6 FM-Pada tahun ini, diperkirakan ada penurunan produksi garam kurang lebih 10 persen akibat pengaruh cuaca. Sehingga, sedikit banyak produksinya masih belum mampu mencukupi kebutuhan garam masyarakat Jawa Tengah. Namun, jika akhir tahun cuaca mendukung tanpa ada hujan di wilayah Jawa Tengah, maka sentra-sentra penghasil garam bis berproduksi kembali.
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Jawa Tengah Lalu M. Syafriadi mengatakan sebenarnya produksi garam di provinsi ini, merupakan yang terbesar kedua di Indonesia setelah Jawa Timur. Produksi garam Jateng pada 2015 kemarin, tercatat 832 ribu ton dan mampu mencukupi kebutuhan masyarakat.
Hanya saja, pada 2017 terjadi kelangkaan akibat penurunan produksi garam di 2016. Namun, kalau sampai akhir 2017 produksi garam bisa tercapai 600 ribu ton, harapannya tidak lagi terjadi kelangkaan di tahun depan.
“Tentunya produksi garam kita tidk akan bisa mencapai seperti 2015, itu prediksi saya. Tapi kalau bisa tercapai 600 ribu ton, maka saya yakin kelangkaan garam tidak terjadi lagi. Sehingga, tahun depan kalau musimnya normal saya pikir tidak ada masalah,” kata Lalu.
Sementara, lanjut Lalu, untuk meningkatkan produksi garam di Jawa Tengah agar kandungan NaCl bisa di atas 90 persen, pihaknya akan melakukan sejumlah langkah-langkah kebijakan. Wilayah Kabupaten Rembang dan Pati yang petani garamnya sudah menggunakan geo membran, akan terus diberdayakan dan ditingkatkan kualitasnya.
Sedangkan untuk garam dari Desa Jono Kabupaten Grobogan, pihaknya akan membantu pengadaan pompa dan pemberdayaan masyarakat melalui pelatihan pengemasan garamnya. (Bud)